SAAT itu hari masih pagi. Jarum jam masih menunjukan pukul 08.30 WIB. Sejumlah warga terlihat lari-lari kecil di lapangan Blang Padang Kota Banda Aceh.
Ada anak-anak, remaja hingga pria dewasa.
Lapangan tempat apel pasukan semasa Kerajaan Aceh itu memang biasa dijadikan pusat aktivitas masyarakat di hari-hari libur.
Tak hanya aktivitas olahraga, ada juga yang berjualan hingga beragam aktivitas lainnya, seperti menggambar hingga permainan anak-anak lainnya.
Kesempatan inilah yang dimanfaatkan oleh Juanda Djamal dan tim untuk memperkenalkan ‘SieBreuh’ kepada warga kota.
Juanda tersenyum. Ia menyapa sejumlah warga yang melintas di sisi kiri Blang Padang atau berdekatan dengan rumah dinas ketua DPR Aceh untuk mampir di SieBreuh Shop.
Ada yang terpikat kemudian mampir untuk melihat potensi alam SieBreuh. Namun ada juga yang cuma tersenyum dan kemudian memilih berlalu.
“Ini salah satu cara untuk memperkenalkan potensi alam yang dihasilkan dari Kawasan SieBreuh,” kata Juanda kepada atjehwatch.com di lokasi.
Sebagaimana yang diketahui, Kawasan Halal Food Estate (HFE) SieBreuh ditetapkan melalui SK Bupati Nomor 659 tahun 2021.
Selanjutnya pada Selasa 21 Desember 2021 di Babah Jurong Gampong Lamlheu diresmikan oleh Wakil Bupati Aceh Besar.
Juanda Djamal, adalah penggagas Kawasan HFE SieBreuh. Kawasan HFE SieBreuh adalah perpaduan antara pertanian dengan peternakan dengan komoditii utamanya padi dan ternak ‘sie dan breuh.
Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia, Dr H Syahrul Yasin Limpo SH, meresmikan kawasan SieBreuh sebagai kawasan pertanian berbasis korporasi petani. Koperasi SieBreuh ini di Gampong Blang Miro, Kecamatan Simpang Tiga, Aceh Besar.
Peresmian, Jumat 4 Maret 2022 lalu itu, ditandai penandatanganan prasasti oleh Mentan RI didampingi Gubernur Aceh Nova Iriansyah, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, Ir Cut Huzaimah, MP.
Kemudian Wabup Aceh Besar, Tgk Husaini A Wahab dan pejabat lainnya saat menghadiri panen raya padi di Gampong Blang Miro.
Ini sesuai dengan harapan besar oleh Juanda di awal-awal cita-cita tersebut digagasnya.
“Saya berharap Kawasan HFE SieBreuh menjadi lumbung pangan dan daging,” ujar mantan aktivis kemanusian kala Aceh masih berkonfik ini. Sosok ini pernah memimpin Achehnese Civil Society Task Force (ACSTF). Hal ini pula yang membuatnya keliling beberapa daerah bekas konflik di dunia. Kini ia dipercaya sebagai Ketua Fraksi Partai Aceh di DPRK Aceh Besar.
Tak hanya SieBreuh, Juanda Djamal juga merupakan penggagas Bank Mawah. Banyak gagasnya yang kini tumbuh dan berkembang di Aceh Besar. Terbaru adalah Kawasan HFE Sie Breuh.
Kembali ke lokasi Blang Padang, meski berstatus sebagai anggota dewan dan ketua Fraksi PA di DPRK Aceh Besar, Juanda terlihat tak canggung memperkenalkan produk SieBreuh. Ada banyak komoditas yang dihadirkan di sana.
Seperti beras SieBreuh, kelapa pandan wangi, aneka hasil kebun, Jus Pakcoy, tumbuhan hidroponik, serta beragam hasil alam lainnya.
“Mungkin kedepan setiap akhir pekan kita akan menggelar kegiatan kegiatan seperti hari ini,” kata dia.
“SieBreuh itu yang coba saya terapkan tak hanya lumbung pangan tapi juga ilmu. Kalau sentral ilmu itu di Lamlheu. Itu basis Pasukan Muslimin di era Kerajaan Aceh, basis DI TII di awal awal kemerdekaan Indonesia, dan basis GAM juga di era konflik. Kita ingin kawasan itu jadi pusat pendidikan. Konsep pertanian hidroponik ini nantinya kita kembangkan di sana,” ujar Juanda tersenyum.
Untuk memperkenalkan SieBreuh, Juanda Djamal mengaku sedang mencari tempat yang dinilai cocok dijadikan sentral hasil pertanian. Salah satunya yang sedang dilakukan penjajakan adalah di kawasan Kuta Alam.