Jakarta – Sedikitnya 45 orang tewas setelah hujan lebat di KwaZulu-Natal, Afrika Selatan, menyebabkan banjir bandang dan longsor, Senin, 11 April 2022.
Tim penanggulangan bencana sedang mengevakuasi orang-orang di daerah di mana tanah longsor terjadi dan di mana bangunan runtuh, kata departemen Tata Kelola Koperasi dan Urusan Tradisional (Cogta) provinsi itu.
Lusinan rumah hanyut dan beberapa jalan ambruk, menghambat transportasi dan operasi penyelamatan. Orang-orang terlihat membawa beberapa barang yang bisa diselamatkan.
Pasukan Pertahanan Nasional Afrika Selatan diminta untuk memberikan dukungan udara jika diperlukan, kata pernyataan Cogta.
Hujan di KwaZulu-Natal juga membanjiri bendungan yang melebihi kapasitas, sehingga tidak memungkinkan untuk mengoperasikan pembangkit listrik tenaga air di utilitas listrik Eskom, kata Chief Executive Officer Andre de Ruyter.
Operator logistik dan pengangkutan terbesar Afrika Selatan, Transnet, yang menjalankan pelabuhan Durban, menghentikan operasi di seluruh terminalnya karena banjir merusak jalan dan menghalangi akses ke terminal, katanya dalam sebuah pernyataan.
Banjir di sekitar kota pesisir London Timur pada Januari telah menewaskan sedikitnya 10 orang dan menyebabkan ratusan orang kehilangan tempat tinggal. Para ilmuwan menduga perubahan iklim telah menyebabkan banjir dan kekeringan yang memburuk di sepanjang garis pantai timur.
Badan Cuaca Afrika Selatan menolak untuk mengaitkan curah hujan saat ini dengan perubahan iklim tetapi mengatakan peristiwa hujan lebat seperti itu bisa menjadi lebih umum.
Pada 2019, Departemen Lingkungan menyusun rencana Afrika Selatan untuk beradaptasi dengan perubahan iklim, termasuk memperkuat kesiapsiagaannya merespons bencana cuaca dengan lebih cepat dan membantu pemulihan korban.
Hujan deras di KwaZulu-Natal akan sangat melemah pada Rabu, kata departemen cuaca, tetapi hujan tambahan akan terjadi dari Jumat hingga Senin.