Jakarta – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan negaranya siap menukar tahanan mereka dengan Rusia mendesak negara sekutu menekan Moskow agar setuju.
“Pertukaran orang, ini merupakan isu kemanusiaan dan keputusan politis yang bergantung pada dukungan banyak negara,” kata Zelensky dalam pertemuan dengan peserta Forum Ekonomi Dunia lewat video, sebagaimana diberitakan Reuters.
“Sangat penting untuk memberikan tekanan politik ke berbagai level, lewat bisnis yang kuat, lewat penutupan bisnis, embargo minyak, dan lewat langkah ini, kami bisa menukar masyarakat kami dengan prajurit Rusia,” lanjutnya.
“Kami tidak membutuhkan prajurit Rusia, kami hanya membutuhkan warga kami. Kami siap melakukan pertukaran bahkan pada esok hari.”
Selain itu, Zelensky mengklaim pihaknya memiliki puluhan ribu kantong hitam berisi jenazah tentara Rusia yang tertinggal, dikutip dari CNN.
Zelensky juga mengaku telah melibatkan PBB, Swiss, Israel dan banyak negara lain untuk membuat Rusia setuju, tetapi tak tercapai.
Sementara itu, ribuan orang ditahan dari Kota Mariupol. Kota tersebut sempat menjadi titik panas kedua kubu sebelum berhasil dikuasai Rusia.
Rusia sendiri telah mengirimkan ribuan tentara mereka sejak 24 April untuk melakukan operasi militer khusus.
Rusia sempat menyasar Kyiv, yang adalah ibu kota Ukraina, tetapi tak berhasil dikuasai.
Imbas kegagalan itu, Rusia beralih dan memfokuskan serangan mereka untuk menguasai Donbas.
Walaupun begitu, pasukan Ukraina terus berupaya menangkal invasi Rusia.