Singkil- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh bersama Wildlife Conservation Societ (WCS) melakukan survei sosial ekonomi masyarakat pesisir di Desa Haloban Kecamatan Pulau Banyak Barat (PBB), Jum’at, 4/10/2024.
Tim survey terdiri dari 10 orang enumerator, salah seorang perwakilan enumerator, Eka, mengatakan bahwa survey ini bertujuan untuk mendalami kehidupan nelayan khusunya, dan juga juga ingin mengetahui sejauh mana pemahaman nelayan tentang Taman Wisata Alam (TWA) dan apakah kawasan konservasi tersebut memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat.
“Survei untuk mengetahui sosial ekonomi masyarakat pesisir, baik nelayan maupun tidak tapi fokus utamanya tentang nelayan. Kemudian mau mengetahui pengetahuan nelayan tentang Taman Wisata Alam (TWA) Kepulauan Banyak, apakah itu ada manfaatnya atau tidak,” kata, Eka saat diwawancarai Atjehwatch.com di Kantor Kepala Kampung Haloban, Jum’at, 4/10/2024.
Pantauan media survey ini dilakukan dengan melakukan wawancara kepada sejumlah masyarakat nelayan dengan beberapa pertanyaan seputar kehidupan nelayan dan TWA.
Sementara itu, Kepala Kampung Haloban, Hj. Suaidah melalui Kasi Pemerintahan, Indra Herwandi menyambut baik kegiatan tersebut.
“Kolaborasi antara BKSDA Aceh bersama WCS ini diharapkan dapat menghasilkan data yang akurat dan berguna bagi pemerintah serta pemangku kepentingan lainnya dalam mengelola kawasan TWA dan mengoptimalkan manfaatnya bagi masyarakat pesisir,” kata Indra, Jum’at, 4/10/2024.
“Hasil survei ini juga diharapkan menjadi masukan dalam pengambilan kebijakan yang lebih baik terkait konservasi dan kesejahteraan masyarakat di Pulau Banyak Barat umunya, dan di Desa Haloban khususnya,” ujar Indra.
Reporter: Ahmad Azis