SOSOK calon gubernur, Bustami Hamzah, tiba-tiba jadi pembahasan hangat di jagat social media Aceh. Terutama di TikTok dan Instagram. Kondisi ini terjadi usai debat ketiga yang ricuh serta berlangsung di Hotel The Pade, Aceh Besar, Selasa malam 19 November 2024.
Keadaan ricuh diduga bermula karena adanya mis informasi atau kurang pemahaman dari Timses Cagub 02 mengenai mic konten creator yang dianggap sebagai alat komunikasi.
Mic konten creator yang umumnya digunakan oleh para selebgram, youtuber serta tiktoker ini diklaim, sebagai alat bantu komunikasi dua arah. Seperti halnya pasukan khusus yang sedang menjalankan misi khusus.
Keberadaan benda itu dianggap sacral serta diprotes hingga menimbulkan kegaduhan.
Padahal keberadaan benda tersebut ‘mic konten kreator’ adalah hal yang sangat-sangat umum dan lumrah diketahui bagi mereka yang aktif di social media.
Nah menariknya, dari sejumlah video yang beredar di social media, Timses 02 yang merekam video di lokasi debat, mengatakan ‘benda tadi’ memiliki fungsi yang luar biasa. Ada yang mengatakan alat komunikasi yang dilekatkan dikerah baju, dan ada juga video yang menyebutkan alat tersebut sebagai ‘benda pencuri data.’
Penjelasan itu kemudian menjadi ‘lucu-lucuan’ di social media.
Para warganet malam menyebutkan jika sebenarnya Bustami Hamzah adalah agen rahasia seperti James Bond 007 yang sedang menyamar atau melaksanakan misi rahasia.
“Jangan-jangan Om Bus itu ‘James Bond’ 01,” tulis Nurhayati di akun Instagram dengan emoji ketawa.
“Itu baru mic konten yang ‘terbongkar’ sebagai alat pencuri data. Coba periksa kacamatanya, mungkin itu terhubung dengan database dunia dan tembus pandang,” tulis Rusdi Ali, pengguna akun Instagram lainnya.
Di TikTok, pembahasan yang sama juga viral.
“Kalau diperiksa peci Om Bus, mungkin lebih gawat lagi. Ada alat control nuklir di sana,” tulis pemilik akun Sulaiman.
“Bustami ‘James Bond’ O1,” tulis Subhan, Tiktoker lainnya.
Tentu semua ini adalah candaan semata dari para netizen Aceh di jagat maya. Konon lagi, penyebab ricuh benar-benar karena ketidaktahuan semata. Ini mungkin tragedi paling konyol yang pernah terjadi di Aceh.