Jakarta – Komandan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin kelompok Kurdi dan didukung Amerika Serikat (AS) merayakan momen yang diklaim bersejarah setelah tumbangnya rezim Presiden Bashar Al Assad oleh pemberontak Suriah.
“Di Suriah, kita sedang mengalami saat-saat bersejarah saat kita menyaksikan jatuhnya rezim otoriter di Damaskus,” ujar Komandan Mazloum Abdi dalam sebuah pernyataan di Telegram, melansir AFP, Minggu (8/12).
Mazloum menambahkan bahwa kejadian ini memberikan kesempatan untuk membangun Suriah yang baru berdasarkan demokrasi dan keadilan yang menjamin hak-hak seluruh warga.
Militer Suriah sebelumnya telah memberitahukan para perwira bahwa pemerintahan Al Assad telah berakhir setelah serangan kilat pemberontak berhasil menduduki sejumlah besar wilayah, termasuk ibu kota Damaskus pada Minggu (8/12).
Dikutip Reuters, seorang personel militer Suriah mengatakan pengumuman itu diutarakan oleh komandan militernya.
Laporan ini muncul tak lama setelah pemberontak Suriah mendeklarasikan bahwa rezim Assad telah berakhir.
“Setelah 50 tahun penindasan di bawah pemerintahan Baath dan 13 tahun kejahatan, tirani, serta pengungsian, dan setelah perjuangan panjang melawan segala bentuk kekuatan pendudukan, kami mengumumkan hari ini, 8 Desember 2024, berakhirnya era kelam itu dan dimulainya era baru bagi Suriah,” kata para pemberontak dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Al Jazeera.
Pemberontak mengumumkan bahwa mereka berhasil “merebut” dan menduduki ibu kota Damaskus, dan Presiden Assad telah keluar dari Suriah.
“Kami mengumumkan akhir dari era kegelapan dan dimulainya era baru Suriah. Di era baru Suriah, semua orang berdampingan dengan damai, keadilan ditegakkan, dan kebenaran ditetapkan,” bunyi pernyataan pemberontak.
Sementara itu, keberadaan Assad belum diketahui. Namun, sejumlah laporan menyebutkan Assad telah kabur keluar Suriah menggunakan pesawat dari bandara Damaskus.