Oleh: Joni Harnedi, M.IS
(Penulis merupakan Dosen UIN Imam Bonjol Padang dan pernah menjadi Dosen IAIN Takengon 2014-2024)
Aceh Tengah, dengan pesona Danau Laut Tawar, hamparan kebun kopi Gayo, dan kesejukan alam pegunungan, menyimpan potensi wisata luar biasa. Namun selama ini, tantangan akses membuat daerah ini kurang dikenal wisatawan luar. Kini, dengan hadirnya Tol Trans Sumatera tentunya telah membawa harapan baru: membuka gerbang Aceh Tengah kepada dunia.
Pembangunan infrastruktur transportasi, khususnya jalan tol, telah terbukti menjadi kunci keberhasilan pariwisata di banyak negara. Kita bisa belajar dari pengalaman Singapura, Malaysia, hingga Thailand Selatan, yang berhasil menghubungkan berbagai destinasi wisata menjadi satu paket perjalanan menarik dan mudah diakses.
Jejak Keberhasilan dari Asia Tenggara
Coba kita lihat kawasan dari Singapura hingga Thailand Selatan. Jalan tol modern telah menghubungkan berbagai destinasi populer seperti: Kuala Lumpur (wisata kota dan belanja), Melaka (wisata sejarah dan budaya), Negeri Sembilan (resor dan wisata alam), Genting Highland (wisata pegunungan dan hiburan), Pulau Pinang (pantai dan kuliner), Langkawi (destinasi pulau unggulan Malaysia), dan berlanjut ke Thailand Selatan seperti Hatyai, Songkhla, hingga Pattani.
Semua kota tersebut kini dapat diakses dalam satu jalur darat yang nyaman, memungkinkan paket wisata lintas negara yang efisien dan diminati oleh wisatawan regional maupun internasional. Konektivitas ini telah mendorong pertumbuhan hotel, restoran, pusat belanja, hingga event pariwisata tahunan yang mendunia.
Aceh Tengah: Waktunya Meniru yang Terbaik
Dengan kehadiran Tol Trans Sumatera yang mulai menghubungkan wilayah barat dan tengah Sumatera, Aceh Tengah memiliki peluang emas untuk meniru sukses kawasan tersebut. Keindahan alam Takengon yangs sejuk, cita rasa kopi Gayo yang mendunia, hingga budaya Gayo yang unik bisa menjadi bagian dari paket wisata “Sumatera Highland Experience” misalnya, yang terhubung dengan Medan, Danau Toba, hingga Banda Aceh.
Namun infrastruktur jalan saja tentulah tidak cukup. Yang dibutuhkan adalah kesiapan ekosistem pariwisata lokal: SDM yang terlatih, paket wisata yang menarik, promosi digital, serta dukungan dari pemerintah dan masyarakat.
Masa Depan Gayo: Meniti Jalan Menuju Pusat Wisata Baru
Bayangkan jika wisatawan dapat dengan mudah berkendara dari Banda Aceh ke Takengon dalam waktu singkat, lalu melanjutkan perjalanan ke Danau Toba atau bahkan ke Bukittinggi , semua berkat keberadaan tol. Ini bukan lagi mimpi.
Seperti kawasan wisata Malaysia–Thailand yang telah membuktikan keberhasilan integrasi destinasi melalui jalan tol, Aceh Tengah dan wilayah Sumatera lainnya pun bisa menjadi primadona baru — asal dikelola dengan bijak dan berpihak pada pengembangan berkelanjutan.
Saatnya Menjemput Peluang
Menjemput peluang, meniru yang terbaik, dan memberi sentuhan lokal, itulah rumus sederhana untuk membangun masa depan pariwisata Gayo yang bersinar. Tol Sumatera bukan sekadar infrastruktur, tetapi pintu gerbang menuju kebangkitan ekonomi dan budaya daerah. Sudah siapkah kita menyambutnya?
Fly Over Enang-Enang Gayo: Akses Mudah, Wisata Gayo Siap Melejit
Gayo, tanah tinggi yang sejuk dan memesona di jantung Aceh Tengah, menyimpan keindahan yang belum sepenuhnya dijangkau oleh wisatawan. Salah satu penghalang utamanya adalah jalur terjal dan berliku seperti di kawasan Enang-Enang, yang selama ini menjadi tantangan berat bagi kendaraan pribadi maupun wisatawan rombongan.
Kini, rencana pembangunan jalan layang atau fly over Enang-Enang memberi harapan besar. Tidak hanya memperlancar lalu lintas, tetapi juga bisa menjadi game changer bagi pariwisata dataran tinggi Gayo.
Belajar dari Kelok 9 dan Sitinjau Laut
Pulau Sumatera punya dua contoh nyata bagaimana pembangunan jalan layang bisa berdampak besar:
- Kelok 9 (Sumatera Barat):
Sebelum fly over dibangun, jalur ini dikenal ekstrem dan sering macet. Setelah jalan layang megah dibuka, tidak hanya lalu lintas jadi lancar, tapi juga menjadi destinasi wisata tersendiri karena keindahan desain konstruksi dan panorama alamnya. Wisatawan yang melewati jalur ini sering berhenti untuk berfoto, bahkan menjadikan Kelok 9 sebagai bagian dari itinerary.
- Fly Over Sitinjau Laut (Mulai Dibangun 2024):
Sitinjau Laut terkenal sebagai tanjakan paling ekstrem di Indonesia. Dengan fly over yang kini mulai dibangun, Sumbar berharap tidak hanya menekan angka kecelakaan, tapi juga mendorong lebih banyak kunjungan ke kawasan Solok dan sekitarnya yang menyimpan potensi wisata alam dan agro.
Dampak Positif Fly Over Enang-Enang untuk Wisata Gayo
Jika pembangunan fly over Enang-Enang terealisasi, berikut beberapa dampak positif yang bisa diharapkan bagi wisata Gayo:
- Akses yang Lebih Aman dan Nyaman: Wisatawan dari Banda Aceh, Medan, hingga luar negeri yang menggunakan jalur darat akan lebih tertarik karena perjalanan menjadi lancar tanpa rasa takut melintasi jalur terjal.
- Peningkatan Kunjungan Rombongan: Agen travel dan operator bus wisata lebih percaya diri membawa rombongan ke Takengon dan sekitarnya, yang sebelumnya khawatir dengan medan jalan.
- Percepatan Ekonomi Wisata: Pengusaha lokal di sektor kuliner, homestay, dan oleh-oleh akan merasakan peningkatan pendapatan seiring dengan naiknya kunjungan wisatawan.
- Potensi Wisata Baru di Jalur Fly Over: Seperti halnya Kelok 9, fly over Enang-Enang juga bisa dijadikan spot foto ikonik, dengan latar lembah, pegunungan, dan kebun kopi. Bisa saja suatu hari, fly over ini dikenal sebagai “Jendela Gayo dari Ketinggian.”
Rekomendasi Khusus untuk Pengembangan Wisata Gayo
Agar proyek ini memberi dampak maksimal bagi pariwisata, berikut beberapa langkah yang disarankan:
- Desain dengan Estetika Wisata: Tambahkan view point, taman kecil, tempat parkir dan warung kopi lokal di sekitar fly over.
- Kampanye Branding “Jalur Kopi Gayo”: Manfaatkan fly over sebagai bagian dari paket wisata kopi Gayo, lengkap dengan cerita budaya dan sejarahnya.
- Libatkan Masyarakat Lokal: Berikan pelatihan dan peluang usaha di sekitar jalur fly over untuk warga, agar dampak ekonomi menyebar.
- Koneksikan dengan Tol Sumatera: Pastikan fly over ini menjadi simpul penting yang menghubungkan Gayo dengan koridor utama Sumatera.
Penutup: Jalan Terbang, Wisata Terangkat
Pembangunan fly over Enang-Enang bukan hanya proyek jalan — ini adalah langkah strategis untuk mengangkat Gayo ke peta wisata nasional dan internasional. Dengan belajar dari keberhasilan Kelok 9 dan Sitinjau Laut, Aceh Tengah punya peluang besar menjadikan infrastruktur sebagai alat promosi dan kemajuan.
Karena saat wisatawan bisa melaju dengan aman dan nyaman, mereka akan datang, tinggal lebih lama, dan membawa cerita pulang.