BANGUNAN itu mayoritas terbuat dari kayu. Pondasinya masih kokoh. Hanya lantainya saja yang sudah dilapisi keramik. Kain putih serta Alquran dan kitab bertulisan huruf arab jawi memenuhi lemari kecil di shaf bagian depan kiri.
Ada juga mimbar kecil yang dicat berwarna kuning di sana. Mimbar ini biasanya digunakan oleh khatib saat salat Jumat berlangsung.
Suasana sekeliling masih alami. Tak ada Air conditioning (AC) atau penyejuk ruangan di masjid ini, kecuali beberapa kipas angin biasa yang terpasang di tiang pondasi. Ini karena bentuk bangunan itu terbuka.
Seorang pria tampak sedang membaca Alquran. Sementara beberapa wanita muda terlihat sedang melaksanakan salat dhuha.
Minggu pagi, 6 Oktober 2019, bus yang ditumpangi atjehwatch.com singgah di masjid peninggalan ulama asal Madinah ini.
“Ini masjid peninggalan sejarah di Aceh. Bangunan masih terawat dengan rapi,” ujar Edi Saputra, seorang pelintas yang menyempatkan diri untuk salat di sana.
Ya, Masjid bersejarah ini berada di Jalan Raya lintas Banda Aceh-Medan, Simpang Beuracan, Kemukiman Beuracan, Gampong Kuta Trieng, Kecamatan Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya.
Masjid ini didirikan oleh Teungku Muhammad Salim pada 1622 masehi. Berdasarkan tahunnya, pembangunan masjid ini berlangsung pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Teungku Muhammad Salim merupakan ulama asal Madinah yang datang ke Meureudu bersama Teungku Japakeh dan Malem Dagang dalam rangka pengembangan Islam di Aceh.
Ia kemudian menetap di hulu sungai sehingga diberi laqab Teungku Di Pucok Krueng. Dari sinilah, syiar Islam kemudian menyebar ke berbagai pelosok di Aceh dan Pidie Jaya.
Berdasarkan catatan, sejak dibangun 354 tahun lalu, masjid ini pernah dipugar sebanyak dua kali. Pertama tahun 1947 dan kedua tahun 1990 oleh Bidang Kemeseuman Sejarah Kepurbakalaan Kanwil Depdikbud Aceh.
Rajali, warga setempat yang dijumpai oleh atjehwatch.com di lokasi, mengatakan saat gempa mengguncang Pidie dan Pidie Jaya beberapa waktu, beberapa bagian dari masjid bersejarah ini, sempat retak dan rusak.
“Namun kemudian diperbaiki kembali. Masjid menjadi kebanggaan masyarakat Pidie Jaya,” ujarnya. []