SEDIANYA Kadin adalah adalah organisasi pengusaha Indonesia yang bergerak di bidang perekonomian. Isinya adalah para pengusaha-pengusaha top yang menjadi penggerak ekonomi masyarakat. Tapi di Aceh, Kadin ternyata masih jadi benalu yang mengerogoti Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA).
Kedekatan Plt Gubernur dengan Makmur Budiman yang menjabat sebagai Ketua Kadin Aceh periode 2019-2024, sepertinya bukan isapan jempol belaka. Hal ini pula yang diduga menjadi penyebab Pemerintah Aceh mau ‘menyusui’ dan memasang ‘popok’ bagi Kadin Aceh.
Dalam daftar APBA 2019 dan APBA Perubahan 2019 misalnya, Pemerintah Aceh menyusu Kadin melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh.
Pemerintah Aceh mengadakan layar proyektor, TV, laptop, komputer, printer, kamera, AC, kulkas, UPS, kendaraan operasional, alat tulis, lemari, CCTV, solar cell hingga sound sistem.
Biarpun organisasi pengusaha, ternyata Kadin Aceh tak mampu membeli ATK dan AC untuk kebutuhan kantor mereka. Akhirnya terpaksa mereka (Kadin Aceh-red) menyusu pada Pemerintah Aceh, dan Pemerintah Aceh dengan sigap menetek Kadin, yang konon saat pemilihan calon ketuanya, beberapa waktu lalu, menerapkan syarat harus memiliki uang Rp1 miliar.
Mengapa harus menyusu dari APBA? Apakah Kadin Aceh juga termasuk 99 persen yang tak kreatif?
Padahal, publik Aceh pernah dihebohkan dengan statemen Ketua Kadin Aceh, Makmur Budiman, beberapa waktu lalu.
“Kita perlu sepakati bersama untuk mengubah mindset masyarakat kita. Karena hasil survei, masyarakat kita hanya satu persen yang kreatif dan 99 persen menunggu. Artinya kita selalu berpikir bagaimana mencari pekerjaan, tidak pernah kita berpikir bagaimana menciptakan lapangan kerja,” kata Makmur di salah satu media cetak Aceh.
Kenapa juga Pemerintahan Aceh mau menyusu lembaga pengusaha? Padahal di luar sana masih banyak organisasi yang memerlukan bantuan.
Atau kasus ini kembali menguatkan statemen Irwandi beberapa waktu lalu, bahwa ada ‘bos besar’ yang mengatur APBA selama ini. Duh, memalukan..!