JAKARTA – Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Ir. Nova Iriansyah, MT mengatakan, sektor pariwisata Aceh harus ditingkatkan. Selain dengan meningkatkan promosi, juga harus siap belajar dari pengalaman berbagai daerah yang sudah berhasil mengembangkan usaha pariwisata.
“Aceh ingin belajar dari suksesnya pariwisata Bali dan Lombok. Aceh ingin belajar dari Kabupaten Banyuwangi yang sukses dan mendapat penghargaan dari Badan Pariwisata PBB sebagai destinasi wisata yang berkembang pesat,” kata Nova Iriansyah saat membuka Forum Silaturahmi Aceh Meusapat jilid II, di Aula Kantor Badan Penghubung Pemerintah Aceh, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu 21 Desember 2019.
Untu itu, Nova meminta kepada pada akademisi, pengelola usaha pariwisata dan traveller untuk memberi masukan, agar upaya untuk mempopulerkan branding ‘The Light of Aceh’ atau ‘Cahaya Aceh’ dapat menuai hasil memuaskan.
“Pemerintah Aceh saat ini sedang mengembangkan 15 program unggulan, salah satunya adalah pariwisata,” kata Nova.
Menurut Nova, pembangunan sektor pariwisata sangat penting untuk dipadu dengan pengembangan usaha kreatif masyarakat. Itu sebabnya, peluang usaha Wisata sangat menjanjikan, apalagi Aceh memiliki banyak daya tarik, baik itu wisata alam, wisata budaya, wisata buatan, cagar budaya dan sebagainya.
“Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh mengidentifikasi, setidaknya ada 797 objek wisata serta 774 situs dan cagar budaya yang tersebar di 23 kabupaten/kota di Aceh,” ujar Nova Iriansyah.
Selain Pariwisata, Aceh juga memiliki keberagaman seni budaya seperti tarian, adat istiadat, sastra, seni lukis, dan spiritual yang punya daya tarik masyarakat internasional, yang daya tempuhnya sangat mudah.
Karena kemudahan itu, jumlah wisatawan yang datang ke Aceh dari tahun ke tahun meningkat. Pada tahun 2018, kunjungan wisatawan ke Aceh mencapai 2,5 juta orang atau naik sekitar 20 persen dari tahun sebelumnya. Untuk tahun 2019 ini, kunjungan itu diperkirakan mencapai 3 juta orang.
Hadir pada acara tersebut W#akil Ketua PKK Ibu Erti Dyah Idawati, Kadis Pariwisata Jamalauddin, Kadiskominsa Marwan Nusuf, tokoh masyarakat Aceh di Jakarta, dan profesional pariwisata.
Pemateri “Aceh Meusapat II” Deputi Pemasaran Badan Ekonomi Kreatif (Pengembangan Industri Kreatif Pariwisata Aceh) Joshua Puji Mulia Simandjuntak, Pengembangan Pariwisata Berbasis Teknologi Informasi Traveloka Dicky Andriansyah, Direktur Pengembangan Pasar Dalam Negeri, Yuana R. Astuti, dan Ketua Pengembangan Periwisata Berbasis Desa Wisata, Ir. Doto Yogantoro.(ji)