Tel Aviv – Israel menggelar rapat keamanan darurat setelah Amerika Serikat (AS) menewaskan Komandan Garda Revolusi Iran dalam serangan drone di Irak. Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, mempersingkat kunjungan kenegaraan di Yunani untuk pulang lebih awal.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (4/1/2019), Menteri Pertahanan Israel, Naftali Bennett, memimpin rapat jajaran keamanan yang dihadiri para komandan militer Israel, Dewan Keamanan Nasional dan badan intelijen Mossad.
Rapat keamanan itu digelar pada Jumat (3/1) waktu setempat, setelah serangan udara AS menewaskan Mayor Jenderal Qasem Soleimani yang menjabat Komandan Pasukan Quds pada Garda Revolusi Iran. Sebagai sekutu AS, Israel turut berpotensi menjadi target serangan balasan Iran.
Netanyahu pulang lebih awal dari Yunani usai Soleimani dipastikan tewas dalam serangan drone militer AS di Irak tersebut. Dalam pernyataannya, Netanyahu menyampaikan dukungan terhadap AS.
“Sama seperti Israel memiliki hal untuk mempertahankan diri, Amerika Serikat juga memiliki hak yang sama persis,” tegas Netanyahu dalam pernyataan di penerbangan dari Athena menuju Israel.
“Presiden (Donald) Trump pantas mendapatkan pujian karena bertindak cepat dan tegas,” ucapnya. “Israel berdiri bersama Amerika Serikat dalam perjuangan bagi perdamaian, keamanan dan pertahanan diri,” ujar Netanyahu menegaskan.
Di daratan, tentara Israel menutup resor ski Gunung Hermon yang terletak di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel dan menjadi sengketa dengan Suriah dan Lebanon. Petempur Hizbullah, kelompok Syiah di Lebanon yang didukung Iran dan musuh lama Israel, dikerahkan di sisi lain Golan yang dikuasai Suriah.
Meskipun sumber militer Israel menyatakan tidak akan pengerahan tentara tambahan ke Golan, diketahui tank dan tentara Israel menutup akses ke Hermon. Seorang koresponden AFP melaporkan keberadaan sebuah battery bagi sistem pertahanan rudal Iron Dome milik Israel di lokasi tersebut.
Dalam pernyataan pada Jumat (3/1) tengah malam waktu setempat, militer Israel mengumumkan bahwa lokasi tersebut akan dibuka seperti biasa pada Sabtu (4/1) waktu setempat, sesuai dengan ‘penilaian situasi’.
Kewaspadaan Israel semakin meningkat setelah pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, bersumpah akan membalas kematian Soleimani. Ancaman Khamenei diperkuat oleh pernyataan pemimpin Hizbullah, Hassan Narsallah.
“Menentukan hukuman yang pantas bagi para pembunuh ini… akan menjadi tanggung jawab dan tugas para pejuang perlawanan di seluruh dunia,” tegas Nasrallah dalam pernyataannya.
Sebagai Komandan Pasukan Quds, Soleimani bertugas memimpin dan mengawasi misi-misi Garda Revolusi Iran di luar negeri. Sosok Soleimani telah sejak lama diawasi Israel atas dugaan keterlibatan dalam serangan-serangan terhadap target warga Israel dan warga Yahudi di berbagai belahan dunia.
Beberapa serangan yang diduga melibatkan Soleimaini antara lain pengeboman pusat komunitas Yahudi di Buenos Aires, Argentina tahun 1994 dan serangan terhadap bus wisata Israel di Burgas, Bulgaria tahun 2012.