Banda Aceh- Pemerintah Aceh mengupayakan pengadaan alat rapid test sebanyak 25 ribu unit untuk melakukan pemetaan penyebaran virus corona (Covid-19) di tengah masyarakat. Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengatakan sejauh ini alat rapid test bantuan dari pemerintah pusat hanya 2.400 unit.
Alat tes itu diperuntukkan bagi tenaga medis dan pasien yang terindikasi terpapar virus corona. Pihak Pemprov Aceh pun mengupayakan alat tes tersebut ke pemerintah pusat maupun para produsen.
“Kita berusaha sampai 25 ribu sampai 30 ribu alat rapid test. Begitu ada dapat alatnya. Langsung kita sebarkan ke seluruh Aceh,” ujar Nova, Kamis (9/4).
Hanya saja, kata Nova, alat rapid test itu tidak bisa dijadikan patokan untuk menyatakan pasien tersebut positif atau negatif corona. Sebab, harus dilakukan uji swab, untuk menentukan hasilnya.
Namun pada intinya, kata dia, alat rapid test itu hanya dipergunakan untuk pemetaan penyebaran virus corona di Aceh. “Hasil rapid test untuk pemetaan. Jadi dia hasilnya tidak final, kita tes lagi dengan test swab,” ujarnya.
Sejauh ini, di Aceh sudah ada dua laboratorium PCR untuk bisa pemeriksaan test swab. Namun, kendalanya pada cairan kimia untuk tes virus (Reagen) belum ada. Karena itu, dua laboratorium itu belum berfungsi.
Nova mengaetakan reagen itu harus di pesan ke Jerman atau distributornya di Jakarta. Namun, tetap harus menunggu untuk mendapatkannya. Pihaknya juga sudah melakukan jalur lain untuk bisa mendapatkan reagen tersebut, termasuk ke perusahaan di luar tata niaga pemerintah pusat.
“Reagen, sangat terbatas. Semua cara sudah kita usahakan untuk mendapatkan itu. Jika ada di luar jalur tata niaga pemerintah, ya akan kita lakukan sepanjang harganya wajar dan masuk ke dalam skema harga pemerintah,” sebut Nova.
Sejauh ini, pasien positif corona di Aceh tinggal satu orang dari lima yang dinyatakan positif. Tiga di antaranya sembuh dan satu pasien meninggal dunia.
Namun, warga yang berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) terus meningkat, seiring banyaknya warga Aceh yang pulang kampung dari daerah yang terjangkit corona maupun luar negeri.