Jakarta – Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.133 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Jumat (12/6) sore. Posisi ini melemah 113 poin atau 0,81 persen dari Rp14.020 per dolar AS pada Kamis (11/6).
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.257 per dolar AS atau melemah dari Rp14.014 per dolar AS pada Kamis (12/6).
Rupiah melemah bersama mayoritas mata uang Asia. Mulai dari won Korea Selatan yang melemah 0,62 persen, ringgit Malaysia minus 0,39 persen, yen Jepang minus 0,37 persen, yuan China minus 0,14 persen, dan rupee India minus 0,08 persen.
Sedangkan beberapa mata uang berhasil berada di zona hijau, seperti baht Thailand menguat 0,27 persen, dolar Singapura 0,27 persen, dan peso Filipina 0,02 persen. Hanya dolar Hong Kong yang stagnan dari dolar AS.
Sebaliknya, mayoritas mata uang utama negara maju justru menguat dari dolar AS. Hanya franc Swiss yang melemah 0,18 persen.
Rubel Rusia menguat 0,84 persen, dolar Australia 0,66 persen, dolar Kanada 0,56 persen, poundsterling Inggris 0,25 persen, dan euro Eropa 0,25 persen.
Analis Asia Valbury Futures Lukman Leong mengatakan pelemahan mata uang Asia terjadi akibat redupnya prospek ekonomi dunia. Bank sentral AS, The Federal Reserve memperkirakan pemulihan ekonomi masih akan berlangsung sampai 2022.
“The Fed yang dovish rupanya masih menjadi sentimen negatif, khususnya bagi mata uang emerging markets. Hal ini bahkan sempat membuat bursa saham anjlok,” kata Lukman kepada CNNIndonesia.com.
Di sisi lain, rupiah masih belum memiliki sentimen positif yang kuat dari dalam negeri. Pelaku pasar pun masih tergiring oleh sentimen luar.