JANTHO- Pemerintah Kabupaten Aceh Besar bekerjasama dengan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh melakukan launching program Swab RT PCR untuk 2000 masyarakat Aceh Besar, senin 20 Juli 2020 di kantor Bupati Aceh Besar di Kota Jantho.
Program Swab PCR massal ini dilakukan oleh Pemerintah Aceh Besar seiring dengan meningkatnya jumlah kasus baru Covid-19 di Kabupaten Aceh Besar.
“Secara tidak langsung hari ini status Aceh Besar sudah menjadi zona merah, karena sejak pemberlakuan new normal kita tidak patuh terhadap protokol covid, sehingga saat ini terjadi lonjakan kasus di Aceh Besar,” katanya.
Saat ini menurut data yang masuk bahwa masyarakat Aceh Besar yang positif mencapai 48 orang, 4 meninggal dunia, 16 orang sembuh dan 26 orang sedang dalam perawatan. “Inilah kondisi saat ini, maka kita tidak boleh lagi lalai untuk menghadapi wabah virus ini,” katanya.
Menurutnya pencegahan penyebaran Covid-19 menjadi tanggung jawab bersama, baik pemerintah maupun masyarakat di Gampong. “Ini tanggung jawab kita semua makan patuhi protokol covid dengan baik, karena kita semua kita rentan tertular virus ini,” ujar Mawardi.
Ia menjelaskan, saat ini masyarakat lebih percaya berita hoax yang beredar di media sosial terkait Swab dan corona ini adalah proyek pemerintah.
“Padahal kita semua tahu bahwa virus ini ada dan belum ditemukan vaksinnya, maka sekali lagi patuhi protokol covid-19 agar kita semua tidak terpapar,” ujar Mawardi.
Selanjutnya, Bupati memerintahkan kepada kepala dinas untuk mengikuti Swab.
“Jangan takut karena test Swab ini untuk kebaikan kita semua, jika ada kepala dinas dan ASN yang menolak, jangan masuk kantor lagi,” kata dia.
Ia juga menjelaskan bahwa saat ini untungnya di Universitas Syiah Kuala memiliki alat dan sumberdaya yang mumpuni untuk melakukan test Swab.
“Terimakasih atas kerjasamanya, kami harapkan kerja sama ini dapat menghasilkan hasil yang positif dan mampu memutus mata rantai penyebaran covid-19,” kata Mawardi.
Hal tersebut dibenarkan oleh Rektor Unsyiah Samsul Rizal, bahwa saat ini Unsyiah sudah memeiliki PCR yang sesuai dengan rekomendasi WHO. “Jadi saat ini kita bisa melakukan test sendiri,kedepan akan kita upgrade agar sekalian bisa mengisolasi,” kata Samsul.
Menurut Samsul sebagai seorang muslim tidak boleh menyakiti muslim lain, maka menjaga diri agar tidak terpapar sangat penting guna memutuskan penyebaran virus tersebut.
“Saya sarankan patuhi aturan pemerintah guna memutuskan penyebaran covid-19. Kalau memang kita terindikasi terpapar maka melapor dan menjaga diri, agar tidak menyebarkan kepada orang lain,” ujarnya.
Ia menjelaskan saat ini Unsyiah baru sekitar 1000 orang yang di test, pihaknya terus berupaya untuk melakukan peningkatan.
“Saat ini di Unsyiah baru 1000 orang kurang lebih mungkin dalam beberapa hari ini akan kita tingkatkan, kita akan berusaha agar seluruh masyarakat Aceh bisa kita test Swab,” kata dia.