EDINBURGH – Seorang dokter perempuan asal Rusia menggugat cerai suaminya yang berasal dari Skotlandia. Alasannya, sang suami gila seks hingga membuatnya tak sempat mandi.
Dokter dengan iniasal YI, 45, menikah dengan pria Skotlandia berinisial AAW, 65, setelah mereka bertemu di situs kencan online di Dubai.
Mereka menghabiskan Tahun Baru di Praha sebelum menetap di negara gurun. Tetapi sang suami, yang berasal dari dataran tinggi, mulai membuat hidupnya sengsara setelah kelahiran putra mereka.
YI, yang merupakan ahli patologi, mengatakan kepada Pengadilan Sesi di Edinburgh bahwa suaminya, AAW, terlalu mengontrol, merusak kepercayaan dirinya, membuat komentar yang merendahkan dan terobsesi dengan seks bahkan ketika dia sedang menyusui putra mereka.
Dia mengklaim bahwa mereka telah menikmati hubungan seksual yang normal sampai kelahiran putra mereka pada 2012 ketika AAW mulai menuntut berhubungan seks tiga kali sehari.
Pengadilan mendengar kesaksian YI; “Yang dia (suami) inginkan adalah seks terus-menerus, ketika saya menyusui (anak) semua yang dia inginkan adalah seks, saya bahkan tidak bisa mandi.”
Dia menyebut sang suami adalah “pemerkosa yang ramah”. Dokter itu juga mengungkap bahwa sang suami memesan pelacur untuk putranya yang berusia 16 tahun—putra dari hubungannya dengan wanita lain—dengan melontarkan umpatan kasar padanya;”Itu bukan urusanmu, bodoh.”
AAW menolak untuk membiarkannya kembali ke Rusia untuk mengunjungi ibunya yang sedang sekarat dan membuat lelucon tentang perselingkuhannya dengan sopir taksi.
Dia mengklaim sang suami menjadikan putra mereka sebagai alat untuk “menyandera” dirinya agar tetap berada di negara tersebut.
Pengadilan juga mendengar kesaksikan bahwa AAW mulai menghabiskan waktu yang lama dan istrinya menemukan bukti foto perempuan berusia 25 tahun. Dokter itu yakin sang suami sudah mulai menggunakan pelacur.
YI membawa kasusnya ke Pengadilan Sesi sementara suaminya berusaha bercerai di Dubai, yang katanya karena alasan keuangan.
Hakim Lady Wise mengatakan AAW mengaku terobsesi dan membuat ledekan dalam sebuah email. Hakim mengabulkan permintaan cerai YI. “Dia siap untuk menerima banyak perilaku tidak menyenangkan.
“Pandangannya tentang masalah apa pun benar-benar diabaikan dan bahwa pembela HAM memandangnya layak sebagai objek tuntutan seksualnya yang berlebihan,” ujar hakim, seperti dilansir Daily Record, Selasa (4/8/2020).
“Dia menjadi sangat merah di wajahnya ketika dia menyangkal menyebut dirinya ‘pemerkosa yang ramah’ dan kemudian muncul untuk mengakuinya tetapi mengatakan bahwa istrinya telah menghasut istilah itu.”