BIREUEN – Kelompok Kesenian Rapa’i Muda Sebaya Kecamatan Simpang Mamplam, Kabupaten Bireuen bertekat akan terus bertahan selama masa pandemi Covid-19, walau sejak terjadi covid-19, kelompok ini terhenti total karena tidak mendapat undangan bermain Rapa’i.
“Sekarang sudah mulai ada yang mengajak lagi, mungkin untuk panggung terbatas,” kata Zulkifli atau biasa disapa H. Don, pimpinan Rapa’i Muda Sebaya Simpang Mamplam, Minggu (20/9) malam.
Rapa’i Muda Sebaya Simpang Mamplam merupakan kelompok Rapa’i yang terbentuk sebelum Aceh dilanda konflik bersenjata.
“Insya Allah personil Rapa’i masih aktif walau sulit, bahkan sekarang personilnya bertambah, walau belum ada panggung,” ujar H. Don.
Untuk itu–H Don sangat berharap pemerintah daerah memberi peluang yang cukup untuk berkesenian Rapa’i, lantaran untuk merangsang personil aktif adalah dari panggung ke panggung.
Katanya, dimasa pandemi ini perlu ada penciptaan program kebudayaan yang melibatkan seluruh seniman, karena untuk sebuah daya tahan berkesenian perlu ada program panggung kreatif.
“Pemerintah provinsi harus melihat seniman Aceh secara menyeluruh, jangan sampai seniman hanya mereka yang berkesenian di kota saja, lantaran kelompok seni di kampung juga perlu hidup dan berkembang,” ujar H. Don.
Sejak Agustus 2020 kelompok Rapai Muda Sebaya terus melakukan latihan dan pembinaan rapai untuk generasi muda di Simpang Mamplam, hanya kini pihaknya terkendala panggung. Dia berharap pemerintah segera menemukan solusi untuk menghidupi kesenian tradisional di kampung-kampung di Aceh.[ji]