SUARA riuh terdengar dari kejauhan. Dari arah mobil kami, terlihat ada tujuh bocah usia sekolah dasar yang terlihat sedang kegirangan.
Empat laki-laki dan tiga perempuan. Seorang di antara bocah laki-laki bahkan tidak mengenakan baju serta terlihat memegang ban besar sebagai pelampung.
Para bocah ini tampak tersenyum sumbrigah. Padahal air banjir masih mengenangi sejumlah kawasan Padang Tiji, Rabu siang 20 Januari 2021. Termasuk daerah yang sedang kami lalui ini.
Namun para bocah ini seolah tak peduli. Sekujur tubuh mereka terlihat basah akibat mandi banjir.
“Bum, bum, bum.”
Tiba-tiba suara itu terdengar.
Para bocah tadi kembali melompat dalam genangan air banjir. Ada juga yang menggunakan ban besar sebagai pelampung.
Aktivitas para bocah ini ternyata turut menyita perhatian Ketua DPRK Pidie, Mahfuddin Ismail, serta Ketua KPA Pidie Bahtiar Abdullah atau akrab disapa Pang Madon, yang memimpin rombongan ini.
Keduanya terlihat tersenyum melihat tingkah para bocah ini.
“Waterboom,” ujar Mahfuddin.
Waterboom adalah wahana air yang menjadi penarik minat wisata di sejumlah kota di Aceh. Untuk masuk ke waterboom harus membayar dengan nilai rupiah yang lumayan tinggi. Sayangnya, Padang Tiji belum memiliki wahana permainan tersebut.
Sedangkan Waterboom yang dimaksud oleh Ketua DPRK tadi adalah candaan terkait aktivitas anak-anak yang sedang mandi air banjir.
“Teringat memori sekuntum rindu dulu ketika masa kanak – kanak,” ujarnya lagi.
“Saya paling suka mandi di genangan banjir,” kata dewan tiga periode DPRK Pidie ini lagi.
Melihat keceriaan anak-anak ini, Mahfud kemudian turut untuk menyapa para bocah yang sedang mandi air tadi. Beberapa rombongan turut turun untuk mengekor di belakang ketua DPRK Pidie tadi.
Di lokasi itu, air hanya di bawah lutut pria dewasa.
Mahfud menyapa para bocah tadi.
“Jaga kesehatan beh. meunyoe saket, sayang mak dan ayah eteuk,” ujar politisi PA ini lagi.
Beberapa bocah terlihat mengangguk. Ada juga yang terlihat tersenyum lebar.
Mahfud kemudian menarik dompet miliknya dan menyerahkan masing-masing selembar uang Rp10.000 ke para bocah ini.
“Nyan bek tuho jak beut dan sikula. Beu malem,” kata Mahfud lagi. Para bocah mengangguk dan tersenyum senang.
“Nyan bek trep manoe. Sakit eteuk,” kata Mahfuddin lagi sambil kembali ke mobil.
Mahfud berharap banjir yang melanda Pidie segera berlalu. Ada banyak warga yang ditimpa kemalangan akibat banjir, seperti rumah rusak serta hilangnya hewan ternak.
“Kalau anak-anak, memang dunianya bermain. Air banjir sekalipun berubah jadi waterboom bagi mereka. Perasaan ini sudah kita rasakan saat kecil dulu,” kata Ketua DPRK Pidie sambil tersenyum. []
Discussion about this post