PRIA tua sudah berumur 65 tahun. Tubuhnya terlihat kurus. Namun tangannya cukup cekatan saat berkerja.
Senyumnya mengembang saat melihat rombongan kami bertandang ke kebunnya, Kamis lalu 10 Juni 2021.
Rombongan ini dipimpin langsung oleh Senator DPD RI asal Aceh, HM Fadhil Rahmi Lc, MA.
“Mampir-mampir dulu,” ujarnya.
Ia berhenti bekerja dan kemudian menyalami kami satu persatu.
Peci putih tak lekang di atas kepalanya meskipun sedang bekerja.
Ia adalah Wagiran, 65 tahun, warga Desa Bukit Tiga, Kecamatan Peunaron, Kabupaten Aceh Timur.
Wagiran dikenal sebagai petani yang ulet. Tangan dinginnya mampu menyulap lahan kecil belakangan rumahnya menjadi kebun salak yang tumbuh subur.
“Merawat salak itu butuh ketelatenan dan ketekunan. Makanya tak semua warga bisa,” ujar salah seorang tokoh desa yang mendampingi rombongan.
Selain subur, salak yang ditanam Wagiran juga sangat manis.
Salak inilah yang kemudian dikenal luas oleh masyarakat Aceh dan mengharumkan nama Peunaron.
“Selama ini Peunaron dikenal karena pedalaman dan jalan berkubang. Namun sekarang sudah diimbangi dengan salak manis asal Bukit Tiga,” ujar warga lainnya.
Pria berpeci putih tadi hanya tersenyum mendengar sanjungan tadi.
Ia kemudian memetik beberapa salak untuk dinikmati oleh rombongan yang datang, termasuk Syech Fadhil. Rasanya memang benar-benar manis.
Wagiran mengaku mulai jatuh hati dengan salak sejak 15 tahun terakhir.
“Awalnya coba-coba. Daripada beli lebih baik tanam sendiri,” kenang Wagiran.
Kini usahanya mulai berbuah manis. Para pedagang datang ke rumahnya saat musim panen.
Salak yang ditanaminya mulai dikenal ke sejumlah daerah.
Salaknya juga sempat dipuji oleh bupati Aceh Timur Rocky.
“Pak Rocky sudah datang ke sini untuk melihat langsung dan menjanjikan sejumlah bantuan keuangan untuk pengembangan. Namun belum terealisasi hingga sekarang,” kata dia sambil tersenyum.
Hal tersenyum, katanya, membuat ia semakin giat bekerja meskipun baru sebatas harapan yang belum tentu direalisasi.
Syech Fadhil sendiri mengaku salut dengan kerja keras dari Wagiran.
“Ini hasil kerja keras dan perlu diapresiasi,” kata Syech Fadhil. []