SEJUMLAH bocah berkumpul di masjid dalam komplek itu. Mereka memakai baju gamis dengan peci hitam.
Mata mereka sibuk dengan bacaan di depan. Mulutnya terlihat komat kamit. Rata-rata mereka berusia sekolah dasar.
Sementara di sisi kiri, tiga bocah lainnya tampak sedang menyetor hafalan yang didampingi para ustad di sana.
Mereka duduk di bangunan berkontruksi kayu yang setengah terbuka. Hembusan angin sepoi-sepoi membuat suasana di sana terasa nyaman saat sore hari tiba.
Ke sanalah kami berkunjung pada pertengahan Mei 2021 lalu. Ada senator DPD RI HM Fadhil Rahmi Lc MA atau akrab disapa Syech Fadhil dalam rombongan ini. Senator ini datang dengan membawa bekal beberasa sak beras dan kebutuhan dapur lainnya.
Seorang pria berkulit sawo matang menyambut kedatangan kami dengan senyum mengembang.
Dia adalah Teungku Umar Rafsanjani, Lc, MA, pimpinan dayah setempat. Dayah itu diberi nama Dayah Mini Aceh. Kebetulan, antara Teungku Umar dan Syech Fadhil, sama sama berstatus alumni Al Azhar, Kairo, Mesir.
“Alhamdulillah, terimakasih Syech,” ujar Teungku Umar sambil menyalami rombongan satu persatu.
Teungku Umar kemudian memberi isyarat kepada beberapa santri untuk mengangkut bekal yang dibawa Syech Fadhil ke dapur.
Para santri mengangguk dan bergegas menuju mobil yang kami tumpangi. Hanya dalam beberapa menit, sejumlah barang bawaan tadi selesai berpindah tempat. Teungku Umar sendiri kemudian mengajak rombongan keliling dayah. Ada sejumlah bangunan yang baru selesai lantai I di sana.
Ada tulisan arab yang berisi motivasi tercat rapi di tiap pintu masuk. Kemudian juga ada kebun kecil yang ditanami sayur-sayuran serta apotik hidup.
Usai keliling, rombongan istirahat di balai kecil yang terletak di dekat pintu masuk.
+++
Dayah Mini Aceh merupakan salah satu dayah yang baru dirintis di Kota Banda Aceh. Tepatnya di Desa Alue Naga, Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh.
Dayah ini berada di tengah-tengah hamparan tambak serta berhadapan langsung dengan laut. Daerah ini termasuk dalam kawasan bekas tsunami saat menerjang Aceh pada 26 Desember 2004 lalu.
Dayah ini diresmikan pada 1 April April 2017 Masehi lalu atau bertepatan dengan 4 Rajab 1438 Hijriah.
Peresmian dihadiri langsung oleh ulama kharismatik Aceh yaitu Abu Mawardi Waly (Darussalam Labuhan Haji) putra almarhum Syech Mudawaly Al-chalidi, Abu Daud Zamzami, Aba Asnawi Ramli, Abon Hasby Nyak Diwa, Abdul Majid Bin Omar, Tn H. Syeik Nasir Bin Sheikh Salim, Aminullah Usman Walikota Banda Aceh dan Zainal Arifin Wakil Walikota Banda Aceh serta beberapa tokoh agama, pimpinan dayah dan pejabat Disdik Dayah Aceh dan pejabat disdik Dayah Kota Banda Aceh.
Rata-rata para santri di sana adalah yatim piatu serta fakir miskin.
“Di tepi sungai ini kami terpaksa mendiami tanah negara demi tempat tinggal anak-anak yatim dan fakir miskin yang menjadi santri kami. Ketika itu kami sempat ditegur beberapa kali oleh petugas Satpol PP dan WH karena dianggap ilegal, bahkan alat-alat kerjaan dan pamplet dayah sempat disita sehingga dengan terpaksa Tgk Umar harus menandatangani surat bersedia pindah dari tempat itu,” kata Teungku Umar saat peresmian Dayah Mini Aceh, awal 2017 lalu.
“Walaupun setelah itu kami tetap ngotot untuk tidak mau pindah karena belum ada tempat sendiri,” ujar Teungku Umar lagi saat itu.
Teungku Umar sendiri dikenal sebagai dai lintas negara. Ia pernah berprofesi sebagai guru ngaji di Malaysia.
Namun kondisi Aceh pasca tsunami membuatnya pulang untuk mendidik generasi baru di Aceh. Sebahagian besar di antaranya adalah yatim piatu.
Kini setelah tiga tahun, ada banyak prestasi yang diraih oleh para santri Dayah Mini Aceh. Salah satunya adalah juara I tahun 2020 dalam hasil uji kompetensi santri tahfidz yang diadakan pada Kamis 5 November 2020 lalu. Prestasi ini diraih oleh santri Bernama Fudhal.
Dayah Mini memang focus pada program Tahfidz Alquran. Kemudian juga beragam prestasi lainnya yang diraih dalam waktu singkat.
+++
Syech Fadhil sendiri berharap para santri dan guru di Dayah Mini Aceh terus berbenah untuk menjadi yang terbaik di Aceh.
“Tak ada yang tak mungkin,” ujar Syech Fadhil.
“Selama kita yakin dan berusaha, Allah Swt pasti akan mengabulkannya,” kata senator ini.
[Advertorial]
Tulisan ini merupakan hasil kerjasama atjehwatch.com dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh dalam rangka Promosi Wisata Islami (Dayah) di Aceh.