Calang – Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya melalui Dinas Pendidikan Aceh Jaya menggelar Focus Group Discussion (FGD) tentang Penulisan Buku Sejarah Kabupaten Aceh Jaya. Acara yang di rehat selama dua hari tersebut berlangsung pada 8 sampai 9 Desember 2021.
Bupati Kabupaten Aceh Jaya, T. Irfan TB, dalam sambutannya menyampaikan bahwa penulisan buku sejarah ini sangat penting, banyak sekali sumber sejarah tentang Aceh Jaya yang jarang ditulis, misalnya Aceh Jaya menyimpan sejarah keagungannya di masa lalu, panorama alam yang indah, tentang kuliner, songket Aceh Jaya yang unik, dan lain sebagainya.
“Melalui kegiatan ini, tim penulis menggunakan pendekatan FGD akan menjemput informasi dari para peserta yang diutus dari perwakilan kecamatan dalam kabupaten Aceh Jaya. Berharap pendekatan ini akan memberikan informasi jujur tentang Aceh Jaya yang diperoleh secara langsung berbagai unsur dari masyarakat.” Lanjut Irfan.
FGD yang di helat di aula Dinas Pendidikan Aceh Jaya ini dihadiri oleh para tokoh masyarakat Aceh Jaya dari perwakilan tiap kecamatan. Dalam laporannnya, kepala Dinas Pendidikan Abdul Jabar menyebutkan, kegiatan ini juga di hadiri oleh perwakilan MAA dan Apdesi Aceh Jaya.
Abdul Jabar berharap agar kegiatan yang akan di pandu oleh Muliadi Kurdi, selaku kepala Percetakan dan Penerbitan UIN Ar-Raniry bisa menghasilkan rancangan draft buku sejarah yang kemudian bisa disempurnakan, hingga akhirnya menjadi suatu buku sejarah Aceh Jaya.
Penulisan buku sejarah ini merupakan kegiatan yang diinisiasi para tokoh Deklarator Aceh Jaya. Koordinator deklarator/Ketua Panitia Pemekaran Kab. Aceh Jaya, Adnan NS, menyebutkan “Perjuangan panitia pemekaran berlangsung ditengah suasana konflik yang sedang mendera Aceh. Berbagai upaya dan langkah harus kami tempuh terkadang dengan cara mengendap dan bergerilya agar tidak diketahui oleh kelompok pihak yang menentang. Tak heran, panitia pemekaran tidak memiliki kantor permanen bahkan kantor kami berpindah-pindah tempat dari rumah ke rumah, kantor ke kantor swasta dan kantor PWI Aceh di simpang lima hingga kantor perwakilan Waspada di Peunayong. Harapan kita menerbitkan buku ini karena kami sebagai pelaku sejarah pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) ingin mewariskan sejarah perjuangan dalam bentuk buku ini untuk anak cucu dan generasi mendatang, bahwa perjuangan kabupaten ini penuh lika liku, tapi sukses. Tentunya buku ini adalah buku pengungkapan fakta, data, dan sejarah seindah warna aslinya. Sehingga kedepan generasi mudah tahu persis jejak perjuangan kami, dan diharapkan tentu tidak ada yang memplesetkan sejarah di masa depan.”
Diskusi yang berlangsung santai ini diikuti peserta dengan sangat antusias, terutama ketika mendengar pemaparan salah satu deklarator yang sepuh, Marzuki Yusuf, mengatakan bahwa ia dan kawan-kawan deklarator lainnya harus berurusan dengan desingan peluru dan dentuman bom, kadang gerakan gerakannya, harus menyelinap. Sementara itu Malek Musa, salah satu deklarator lainnya, mengakui hal serupa, ia menambahkan bahwa panitia harus naik mobil Reo dan nyaris gagal karena dua dokumen dukungan dari Kecamatan Jaya dan Kreung Sabee sempat dirampas GAM. “Ketika itu saya dibujuk dan dirayu tidak melanjutkan perjuangan ini, mereka (GAM) menawarkan saya menjadi Gubernur Meureuhom Daya.” ungkap Malek.
Malek menambahkan, Ia mengakui sebagaimana ungkapan Marzuki, jika saat itu bukan Adnan jadi Ketua Panitia, maka batallah gerakan ini, karena Adnan sebagai wartawan, jadi ia bisa mudah bergerak dengan status kewartawanannya.
Muliadi Kurdi, selaku putra daerah Aceh Jaya menegaskan dalam arahannya kepada peserta kegiatan, agar peserta yang hadir menuliskan dan memberikan masukan yang benar, punya referensi kuat dan dapat diverifikasi. Hal ini untuk meminimalisir kesalahan dalam penulisan sejarah. Ia juga berharap agar penulisan buku sejarah ini tidak berhenti disini saja. Masih banyak kekayaan Aceh Jaya yang perlu dituliskan secara komprehensif sehingga informasi bisa tersebarkan kepada khalayak ramai.
Akhirnya Bupati Irfan berharap agar buku ini bisa di launching pada hari jadi Kab. Aceh Jaya April mendatang. “Saya berharap keseriusan semua peserta, sehingga buku ini bisa rampung ditulis dan bisa di launching pada hari jadi Kab. Aceh Jaya. Selain buku ini, kita juga akan meresmikan Hymne dan Mars kabupaten” pungkasnya.[]