TAPAKTUAN – Siang itu, Rabu (18/01) yang lalu, kami ditemani oleh Ketua Umum PC. IMM Aceh Barat Daya yaitu Riko Juanda, dengan mengendarai kendaraan roda empat datang bersilaturrahmi ke Dusun Ja’ok Gampong Panton Rubek Kecamatan Labuhanhaji Barat Kabupaten Aceh Selatan.
Kehadiran kami ke Dusun Ja’ok itu bukan tanpa alasan, selain bersilaturrahmi kami juga berniat untuk melihat “Bungong Kayee” hasil buah tangan seorang wanita paruh baya yang ulet setiap saat membuat kue pesanan para pelangan.
Gayung bersambut, sesampai kami di tempat tujuan, empunya memang sedang merangkai kue tersebut dengan penuh kehati-hatian, Syamsiah menyambut kami dengan senyuman lepas, bahkan mengajak kami bercanda karena kebetulan saja kami mengunakan mobil ronsokan yang berwarna Amry atau hijau nampak tak terurus yang langsung menerobos halaman rumahnya.
“Kami pikir intel dari mana datang kerumah kami tadi yang akan menginterogasi Juadah kami,” ucap Syamsiah dengan suara agak sedikit ngegas dan tawa kami pun meladak.
“Kami kesini ingin mencari “Bungoeng”, Kue Bungoeng Kayee maksudnya,” cetus kami dan tawa pun kembali lepas.

Syamsiah atau orang sekitar tempat tinggalnya itu sering menyapanya dengan sapaan Poeyah, adalah seorang ibu rumah tangga yang cukup cermat melihat peluang usaha untuk menambah penghasilan keluarga. Dengan usahanya itu, Syamsiah juga mengaku mampu membiayai dan menyekolahkan anak-anaknya bahkan hingga perguruan tinggi.
“Alhamdulillah, dengan usaha kecil yang sedikit agak rumit ini kami bisa membantu menyekolahkan anak-anak hingga kuliah, asa itu tercapai,” ucap Poeyah.
Bungong Kayee (Kue Bunga Kayu) atau yang sering disebut Kue Juadah karena tergolong jenis makanan kering yang merupakan kue khas Aceh dengan bentuk seperti kelopak bunga, bisa juga berbentuk ayam dan burung garuda dan daun, sesuai selera. kue ini memiliki cita rasa manis dan legit karena dibubuki dengan gula.
Kue peunajoh Aceh itu diracik dengan bahan bubuk tepung ketan, pewarna makanan, gula pasir, peja, telur dan beking soda. Kue berlapis gula itu umumnya dijadikan hantaran atau bawaan saat berkunjung. Seperti prosesi pernikahan, acara keluarga kegiatan adat, kematian hingga jamuan di hidangan maulid.
“Harganya tergantung pesanan, mulai dari 700 ribu rupiah hingga dua juta rupiah, sesuai selera. Selain juadah, juga dicampur dengan kue kering lainnya seperti kue bingkan, timphan, keukarah, khamaloyang, kue bhoi dan sebagianya,” ungkap Syamsiah.
Yang mau memesan Kue Khas Aceh Bungoeng Kayee atau Kue Juadah dapat menghubungi no kontak 085360155037. [Rusman]