SIGLI – Puluhan hektar sawah yang baru ditanam petani Gampong Blang Raya, Kecamatan Peukan Baro, kini mulai membusuk pascaterendam banjir selama dua pekan yang melanda Kabupaten Pidie.
Padi yang baru berumur rata-rata satu Minggu tersebut kini sudah lembek dan berwarna kecoklatan serta mengeluarkan bau yang menyengat.
Hal tersebut dikatakan oleh Keujruen Blang Gampong Blang Raya, Ibnu Abbas Selasa, 31 Januari 2023.
“Benar, sawah kami sudah dua pekan lebih terendam banjir seperti lautan. Bayangkan padi yang baru ditanami petani tidak pernah nampak ke permukaan. Kini pascabanjir surut, padi sudah membusuk dan mengeluarkan bau. Kerugian ditaksir sekitar 50 juta rupiah,” ungkap Ibnu Abbas.
Sebagaimana diketahui, banjir yang melanda Kabupaten Pidie yang berturut-turut sebanyak dua kali dalam dua pekan, bukan hanya berakibat pada terendamnya pemukiman, melainkan juga berakibat pada sektor pertanian. Puluhan hektar sawah yang berada pada arah selatan Gampong Blang Raya, Kecamatan Peukan Baro, Kabupaten Pidie bak pemandangan lautan.
Keuchik Gampong Blang Raya, Junaidi yang dikonfirmasi Atjehwatch.com membenarkan peristiwa itu.
“Iya, banjir kali ini luar biasa. pada banjir pertama, sawah yang baru ditanam petani sudah mulai tenggelam. Bukan sampai di situ, pascabanjir pertama padi belum tampak pucuk kini ditambah lagi banjir kedua sehingga harapan petani untuk melihat padi mereka tumbuh pupuslah sudah. Kini padi sudah busuk dan mengeluarkan bau,” katanya.
Keuchik bersama para petani setempat berharap, Dinas pertanian dan Pangan (Distanpang) Kabupaten Pidie yang telah mencatat seluas 4.093,15 hektare sawah di daerah terendam banjir agar memperperhatikan khusus kondisi petani di wilayah Gampong Blang Raya.
“Petani kami kali ini rugi besar, padi di sawah mereka hanya tinggal bekas yang sedang membusuk,” kata Keuchik Junaidi.
Dikatakannya, ia berharap agar dinas yang membidangi pengairan juga peduli dan turun ke kelokasi untuk melakukan pengecekan Saluran Pembuangan (SP) Busu yang mulai dangkal dan sempit yang sering menyebabkan kawasan DAS ini kerap meluap.
“Semoga pascabanjir ini dapat dilakukan pengerukan. Sudah hampir 10 tahun sungai tidak pernah dilakukan pengerukan,” ujar Junaidi Keuchik Blang Raya.[Mul]