Oleh Cut Syifa Ul Husna. Penulis adalah mahasiswa Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry.
Komunitas merupakan sebuah sekelompok organisme yang hidup dan saling berinteraksi satu sama lain yang memiliki tujuan yang sama. Komunitas juga dapat diartikan sebagai kelompok orang dengan karakteristik atau minat yang sama, dan hidup bersama dalam masyarakat yang lebih besar. Tujuan dari komunitas itu sendiri untuk dapat saling membantu satu sama lain dalam menghasilkan sesuatu, dan sesuatu tersebut adalah tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Pemberdayaan perempuan adalah suatu upaya kemampuan perempuan untuk memperoleh akses dan kontrol terhadap sumber daya, ekonomi, politik, sosial, budaya, agar perempuan dapat mengatur diri dan meningkatkan rasa percaya diri untuk mampu berperan dan berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah, sehingga mampu membangun kemampuan dan konsep diri. Pemberdayaan perempuan bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri, dan mampu menggali serta dapat memanfaatkan potensi-potensi yang ada didaerahnya, dan membantu masyarakat untuk terbebas dari keterbelakangan atau kemiskinan.
Pemberdayaan perempuan Aceh melalui program kreativitas dan kewirausahaan lokal seperti produksi ikan keumamah adalah inisiatif yang sangat penting dan relevan.
Pemberdayaan perempuan salah satu strategi penting dalam pembangunan masyarakat yang berkelanjutan. Di Gampong Lampulo, sebuah desa yang dominan masyarakat bagi kaum para pria berkerja sebagai nelayan, sedangkan untuk kaum perempuan, dengan adanya pemberdayaan perempuan melalui program kreativitas dan kewirausahaan lokal berbasis produksi ikan Keumamah menjadi upaya strategis untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat. Program ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan keluarga, tetapi juga memperkuat posisi perempuan sebagai pelaku utama dalam pengembangan ekonomi berbasis kearifan lokal.
Program ini tidak hanya memberikan peluang ekonomi bagi perempuan, tetapi juga dapat berkontribusi pada pelestarian budaya lokal. Aceh merupakan suatu daerah yang kekayaan tradisi kulinernya, memiliki peluang besar untuk menjadikan produk-produk lokal sebagai sumber penghidupan yang berkelanjutan. Dalam hal ini, ikan keumamah, yang merupakan makanan khas Aceh, menjadi simbol penting yang menghubungkan potensi ekonomi dengan pelestarian budaya.

Melibatkan perempuan dalam produksi dan pengembangan usaha ikan keumamah memberikan dampak langsung pada kemandirian ekonomi mereka. Melalui pelatihan keterampilan pengolahan, pengemasan, pemasaran, dan manajemen usaha, perempuan tidak hanya mendapatkan peluang untuk meningkatkan pendapatan keluarga tetapi juga memperoleh kepercayaan diri dalam peran mereka di masyarakat. Hal ini secara perlahan dapat mengubah pandangan tradisional tentang perempuan yang selama ini mungkin terbatas pada ruang domestik.
Selain dampak ekonomi, program ini juga menjadi sarana pelestarian budaya lokal. Ikan keumamah bukan hanya makanan khas, tetapi juga bagian dari identitas Aceh. Dengan memberdayakan perempuan untuk terlibat aktif dalam produksinya, tradisi ini dapat terus diwariskan sekaligus diperkenalkan kepada masyarakat luar. Bahkan, dengan inovasi yang tepat, ikan keumamah dapat dikembangkan menjadi produk unggulan yang berdaya saing di pasar nasional maupun internasional.
Ikan Keumamah, yang dikenal sebagai makanan khas Aceh, memiliki nilai budaya dan ekonomis yang tinggi. Proses pengolahannya yang tradisional, yaitu dengan merebus, mengeringkan, dan mengolah ikan hingga menjadi “ikan kayu,” menjadikan produk ini tahan lama serta memiliki cita rasa khas. Keumamah tidak hanya populer di kalangan masyarakat Aceh tetapi juga memiliki potensi besar untuk menembus pasar yang lebih luas, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Oleh karena itu, fokus pada produksi ikan Keumamah sebagai bagian dari program pemberdayaan perempuan adalah langkah strategis yang sangat relevan dengan potensi lokal Gampong Lampulo.
Melalui program ini, perempuan di Gampong Lampulo diberikan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam mengolah ikan Keumamah secara kreatif. Mereka tidak hanya diajarkan teknik pengolahan tradisional, tetapi juga dilatih untuk menciptakan inovasi baru, seperti memproduksi varian Keumamah dengan bumbu modern, olahan makanan ringan berbasis Keumamah, atau bahkan kemasan produk yang menarik dan sesuai dengan standar pasar.
Pemberdayaan perempuan melalui program ini memiliki dampak yang sangat luas. Secara ekonomi, keterlibatan perempuan dalam produksi dan pemasaran ikan Keumamah mampu meningkatkan pendapatan keluarga, sehingga membantu mengurangi tingkat kemiskinan di Gampong Lampulo. Program ini juga memberikan kesempatan kepada perempuan untuk berkontribusi langsung terhadap perekonomian keluarga tanpa meninggalkan peran mereka dalam rumah tangga. Secara sosial, pemberdayaan perempuan melalui kewirausahaan lokal ini menciptakan rasa percaya diri yang lebih besar di kalangan perempuan. Mereka merasa dihargai atas kontribusi mereka dan menjadi lebih aktif dalam pengambilan keputusan, baik di tingkat keluarga maupun masyarakat. Hal ini memperkuat posisi perempuan sebagai pilar utama dalam pembangunan komunitas.
Program pemberdayaan perempuan di Gampong Lampulo melalui kreativitas dan kewirausahaan lokal produksi ikan Keumamah merupakan langkah nyata yang tidak hanya memberikan dampak ekonomi tetapi juga memberdayakan perempuan secara sosial dan budaya. Program ini tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Gampong Lampulo, tetapi juga melestarikan warisan budaya Aceh yang berharga. Perempuan-perempuan di Gampong Lampulo akan menjadi motor penggerak perubahan, menjadikan desanya sebagai contoh sukses pemberdayaan berbasis potensi lokal.
Keberadaanya pengrajin olahan bahan utamanya dari ikan dapat menjadi makanan khas Aceh tepatnya di gampong Lampulo merupakan sebuah potensi kebangkitan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) lokal, dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.