BACHRUL Effendi alias Baron tidak peduli dengan isu yang mendera kopi Gayo. Katanya, isu menjatuhkan harga seperti Arabica Gayo terkontamidasi zat kimia, sudah berlangsung sejak lama.
“Kabar-kabar begitu sudah berlangsung lama. Dari dulu dimainkan oleh kelompok tidak bertanggungjawab,” kata Baron, pelaku bisnis kopi dan pemilik Aroma Kopi Gayo dalam obrolan dengan Atjehwacth,com di Takengon, Rabu 6 November 2019.
Padahal–kata Baron–seringkali kabar itu muncul dari orgtanisasi kopi yang sudah punya nama, bahkan sebagian besar sudah sertifikasi.
“Harusnya kabar begitu cepat ditepis, supaya lebih fokus pada kopinya,” lanjutnya
Baron, bagi pelaku kopi di Aceh, Jakarta, pulau Jawa, bahkan sebagian internasional cukup faham dengan cara pandang Baron. Karena selain sosok yang dikenal jujur, dia juga pebisnis kopi yang suka pada keberhasilan orang lain, terutama di bidang kopi.
Pria kelahiran 1970 ini menilai kopi adalah seni. Dia juga ahli di Roasting, maka tidak heran apabila dia juga terkenal dikalangan petani kopi di Gayo.
“Saya mengambil kopi langsung dari petani, tentu kopi yang jenis terbaik,” jelas Baron tentang kedekatannya dengan petani Kopi.
Betul saja, sehari-hari Baron bekerja mengolah kopi dari penjemuran, roasting hingga sebagian dibuat bubuk siap saji yang dikemas untuk dikirim ke pelanggan yang berada di Banda Aceh, Medan, Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan tentu, kiriman Baron sampai ke luar negeri.
“Setiap bulan lumayan banyak yang dikirim,” kata Baron.
Kini Baron mulai memproduksi memakai mesin roasting canggih buatan Jerman bermerk Probat, di Aceh mesin jenis ini hanya beberapa unit saja.
Fasilitas itu semua tentu sebagai bagian penting profesi baron yang menguasai kopi, dari jenis kopi, jenis tanah, hingga cita rasa kopi itu sendiri. Tidak heran apabila Baron juga akrab dengan pengusaha kopi, cupper team, dan pelaku bisnis warung kopi.
“Bisnis yang baik itu harus menerap pola kepercayaan,” katanya.
Kepercayaan dalam pemahaman Baron jangan sampai pelanggan dan calon pelanggan sulit berbisnis. Pelanggan haruslah nyaman, termasuk dalam bertransasksi.
“Pelanggan harus nyaman, dan harus ada kepercayaan dari kedua belah pihak, Makanya harus ada kejujuran, sebab jujur menjadi modal utama dalam berbisnis jasa,” demikian Baron.(ji)