BANDA ACEH – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh akan memanggil Pertamina terkait kelangkaan gas di beberapa kabupaten kota di Aceh.
Hal ini disampaikan Iskandar Usman Al Farlaky, Rabu 6 November 2019.
“DPR Aceh menerima banyak keluhan warga soal kelangkaan gas di kabupaten kota. Untuk itu, dalam waktu dekat ini, kita akan memanggil Pertamina guna menindaklanjuti informasi tadi,” kata Iskandar.
Laporan yang diterima Iskandar, kelangkaan gas terjadi di Aceh Timur serta beberapa titik lainnya di barat selatan Aceh.
Sejumlah warga mengeluh sulitnya mendapatkan gas elpiji di pangkalan pangkalan. Sementara di kios kios, harga elpiji jauh di atas HET.
“Harganya mencapai Rp40 ribu di kios kios. Itu laporan dari masyarakat,” kata Iskandar.
Iskandar berharap agar warga melaporkan setiap temuan pelanggaran di pangkalan pangkalan nakal yang menjual gas di atas HET.
Selain itu, kata politisi muda Partai Aceh ini, dirinya juga menerima laporan dari nelayan soal sulit mendapatkan solar bagi mereka. Kemudian antrian panjang yang terjadi baik siang maupun malam hari di sejumlah SPBU di Aceh patut dipertanyakan juga.
“Seperti belum merdeka saja negeri ini. Rakyat harus antri berjam-jam hanya untuk dapat minyak di SPBU. Pemerintah harus bertanggungjawab khusus Pertamina. Kita tanah kaya, minyak ada. Kok seperti mengemis untuk mendapatkannya” kata Iskandar.
Iskandar mengaku sangat miri melihat kondisi yang terjadi di Aceh terkait kelangkaan minyak dan gas ini. Masyarakat yang rata-rata berpenghasilan rendah malah harus antri seperti zaman penjajahan dulu. “Ada apa ini. Kok sepertinya kita hidup tanpa kemudi. Pemerintah asyik ngomong ini itu. Mana Pemerintah Aceh ketika melarat begini. Kita akan pertanyakan kondisi ini, tidak boleh dibiarkan,” ungkap Iskandar geram.