Canberra – Dua wartawan gay asal Arab Saudi telah ditahan selama berminggu-minggu di pusat penahanan imigrasi di Australia. Mereka ditahan setelah mengaku hendak meminta suaka di Australia usai diancam di tanah airnya dikarenakan hubungan sesama jenis mereka.
Kedua wartawan Saudi itu tiba di Australia pada pertengahan Oktober lalu dengan visa turis, namun kemudian ditahan setelah mereka mengaku berencana meminta suaka.
“Australia sangat terkenal sebagai … tempat yang aman bagi orang-orang LGBTI, mereka sangat terkejut dan tertekan,” kata Alison Battisson, pengacara kedua wartawan tersebut seperti dikutip kantor berita AFP, Rabu (20/11/2019).
Satu dari dua pria itu — yang bekerja untuk kementerian media Arab Saudi dan kerap membantu organisasi-organisasi berita internasional yang berkunjung — menyatakan bahwa mereka mendapat tekanan dari otoritas Saudi setelah seorang pembangkang membocorkan dokumen rahasia ke media asing.
“Saya dipanggil ke sebuah penjara di pinggiran Riyadh oleh otoritas keamanan negara,” kata wartawan Saudi tersebut kepada media ABC. “Mereka mengisyaratkan bahwa mereka mengetahui saya berhubungan dengan pasangan saya dan bahwa saya harus berhenti bekerja dengan media asing,” imbuhnya.
Battisson mengatakan bahwa kedua wartawan itu tidak membocorkan dokumen apapun, namun mereka terjaring dalam operasi luas yang dilakukan otoritas Saudi menyusul pembunuhan jurnalis kawakan Jamal Khashoggi di Turki.
Pada Agustus lalu, salah satu dari kedua wartawan gay tersebut menerima telepon dari seorang kerabat yang mengingatkan soal hubungan gay itu, dan bahkan mengancam bahwa pasangannya akan dibunuh jika hubungan itu tidak berakhir. Setelah itu polisi menelepon kedua pria itu dan menyuruh mereka datang ke kantor polisi untuk ditanyai. Keduanya kemudian memutuskan untuk kabur ke Australia.
Diketahui bahwa homoseksualitas adalah ilegal di Saudi dan bisa dikenai hukuman mati.