DEPOK – Pengacara yang juga Penyair Aceh, J Kamal Farza, akan memperkenalkan buku puisi tunggalnya berjudul “Kumpulan Surat Cinta” pada acara Malam Sastra Margonda, di Depok, Sabtu malam, 14 Maret 2020. Buku itu diterbitkan oleh Imaji Indonesia pada Maret 2020. “J Kamal Farza akan memperkenalkan bukunya bersama dua sastrawan lain dari Yogyakarta dan Lampung,” kata Willy Ana, manajer Imaji Indonesia, yang juga salah seorang inisiator Malam Sastra Margonda.
Penulis lain yang akan memperkenalkan bukunya adalah sastrawan asal Lampung, Mahrus Prihany dengan buku cerpen berjudul “Seseorang yang Menunggu di Simpang Bunglai” dan penyair dari Arif Wibawa dengan buku berjudul “Sekedar Interupsi”.”Memperkenalkan buku baru adalah salah satu program untuk mendorong teman-teman penulis untuk terus berkarya,” ujar Willy yang belum lama ini menerima penghargaan sebagai tokoh inspiratif Bengkulu sebagai insiator dan Ketua Festival Sastra Bengkulu.
Secara terpisah, Kamal Farza mengatakan pengenalan bukunya di Malam Sastra Margonda atas insitif Imaji, yang kebetulan inisitator Malam Sastra Margonda. “Saya akan berbicara beberapa menit tentang proses kreatif saya berkarya pada acara itu. Mungkin juga membaca satu-dua puisi dalam buku saya,” ujar Kamal di Jakarta, Jumat, 13 Maret 2020.
Ia menambahkan sedang mempertimbangkan untuk meluncurkan buku puisinya itu secara mandiri di sebuah bersimbol Aceh di Jakarta. “Sebab puisi-puisi itu saya tulis di Aceh, merepresentasikan persoalan di Aceh dan diri saya sebagai orang Aceh.”
Malam Sastra Margonda diinisiasi dan digerakkan Mustafa Ismail (penyair asal Aceh), Tora Kundera, Willy Ana (penayir Asal Bengkulu), dan Sigit Che. Bertajuk “Dongeng Tentang Kita”, Malam Sastra Margonda (MSM) kali ini untuk memperingati Hari Dongeng Sedunia yang jatuh pada 20 Maret 2020. Malam Sastra Margoda, yang merupakan program dari Komunitas Sastra Margonda, diadakan di Miebiee Pasta, Jl. Merpati 6 No.237, Depok Jaya, Kec. Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat, tiap Sabtu malam pekan bulan berjalan mulai pukul 19.00 hingga 22.30 WIB. “Acara diwarnai dengan pembacaan puisi, petikan cerita, mendongeng, musik, dan peluncuran buku,” tutur Willy Ana lagi.
Sejumlah penyair akan adu lucu dengan tampil sebagai komedian. “Bang Moes (sapaan akrab Mustafa Ismail), yang kita kenal selama ini sebagai penyair dan jurnalis sebuah media nasional akan kembali tampil sebagai komedian,” kata Tora Kundera menambahkan. “Sastrawan lain yang akan adu lucu menjadi komedian adalah penyair dari Yogyakarta Mahwi Air Tawar dan penulis dan filosof asal Bengkulu Iwan Kurniawan.”
Sejumlah nama penting yang dijadwalkan tampil dalam kegiatan ini adalah Fanny J Poyk, Sihar Ramses Simatupang, Endang Supriyadi, Iman Sembada, Edrida Pulungan (Medan), Listin Wahyuni (Yogyakarta), Juli Hantoro, Titik Nurhayati, Vivin Sri Wahyuni, Moksha Ragadewa, Ahmad Suyudi, Khairullah Ahyari, Roso Suroso, dan Raden Mas Sudarmono. “Adapun pertunjukan musik menampilkan Ki Sungsang Sumbal dan kawan-kawan,” ujar Sigit Che.
Untuk kegaitan mendongeng akan tampil pasangan ayah-anak, Gunawan Wicaksono bersama Indonesiana Ayuningtyas Wicaksono (8 Tahun). Gunawan adalah lulusan sastra Jawa FIB UI dan dikenal sebagai fotografer sebuah majalah terkemuka Indonesia.
Direnanakan, kegiatan ini akan disiarkan secara langsung di akun Instagram @sastramargonda dan Youtube: Sastra Margonda. “Kegiatan ini salah satu upaya menciptakan ruang kreatif bagi anak muda untuk berekspresi. Makanya Malam Sastra Margonda tak hanya menyajikan karya sastra, tapi juga berbagai karya seni bidang lainnya,” ujar Mustafa Ismail.
Margonda adalah nama seorang pejuang yang meninggal dalam pertempuran ketika pasukannya menyerang tentara Inggris di Kali Bata pada 16 November 1945. Ia lahir di Bogor, dan masuk anggota BKR di Bogor. Setelah mengikuti pendidikan kemiliteran, ia bergabung dengan Batalion Kota Bogor dengan pangkat letnan muda. Dari Bogor, ia naik kereta api dan bergabung dengan pasukan Batalion I di Depok.
Dulu Depok adalah kota kecamatan dari Kabupaten Bogor. Sejak 20 April 1999, Depok ditetapkan menjadi kotamadya yang terpisah dari Kabupaten Bogor. Margonda kemudian disematkan menjadi nama jalan utama di Depok. [rls)