Jakarta – Seperti Mike Tyson, Bernard Hopkins merupakan satu dari banyak tokoh inspiratif yang mendapat pencerahan spiritual dari balik jeruji penjara.
Hopkins merupakan salah satu mantan petinju top dunia dari Amerika Serikat. Karier Hopkins sebagai salah satu petinju hebat di kelas menengah justru berawal dari pengalamannya pernah masuk penjara.
Dilansir dari Muslim Observer, petinju berjulukan The Executioner itu sudah merasakan kehidupan penjara pada usia 17. Dia mendapat vonis 18 tahun penjara karena sejumlah pasal-pasal pidana berat yang dilakukan remaja dari Philadelphia tersebut.
Di usia remaja, dia harus menjalani masa hukuman di penjara Graterford yang terkenal sangat brutal. Di dalam bui itu pula dia menyaksikan sejumlah kejahatan yang lebih mengerikan baginya.
Hopkins pernah melihat pembunuhan sesama narapidana hanya karena bertengkar memperebutkan sebungkus rokok.
“Kehidupan penjara bagi saya saat itu seperti sekumpulan domba dan serigala [dikumpulkan jadi satu]. Saya pernah menangis mungkin tidak bisa keluar dari sana,” kata Hopkins dalam wawancara eksklusif dalam kanal Youtube Graham Bensinger.
“Anda benar-benar harus berkamuflase menutupi kelemahan Anda, jangan sampai tampak. Anda tak akan pernah memberitahu orang lain bahwa Anda ketakutan,” terang Hopkins.
Hopkins benar-benar merasa putus asa saat itu karena harus merasakan kerasnya kehidupan penjara di masa muda.
“Penjara itu seperti sebuah miniatur kehidupan kejahatan di dunia. Jika Anda ingin menjual narkoba, bisa dari sana. Jika ingin berjudi, juga bisa. Penjara lebih mirip kehidupan jalanan yang amat keras,” ujar Hopkins.
Meski demikian, Hopkins tak ingin kehidupannya berakhir di penjara. Dia kemudian harus belajar bela diri termasuk tinju. Awalnya murni agar bisa balik melawan ketika mendapat kekerasan fisik.
Sebagai anak muda, Hopkins tak jarang digebuk dan dikeroyok para narapidana yang lebih kuat darinya.
Dikutip dari Ring TV, Hopkins belajar teknik tinju dari mantan petinju Michael ‘Smokey’ Wilson yang juga masuk bui. Wilson saat itu menjalani masa pidana seumur hidup karena menembak mati bocah 15 tahun.
Keberadaan sang mantan petinju itu yang membuat semangatnya kembali mencuat untuk segera bangkit dari kehidupan kelam di penjara. Dia baru keluar dari penjara setelah menjalani masa tahanan selama lima tahun.
“Ketika Anda muncul dari sebagai orang yang bukan siapa-siapa, bukan hal mudah untuk disiplin dan mengubah hidup Anda. Satu-satunya yang saya lakukan adalah bertinju karena memang apa yang bisa Anda lakukan dalam penjara?”
“Penjara mengajarkan saya untuk memanfaatkan kesempatan setiap detik. Ketika Anda di penjara, Anda harus membuang waktu. Mungkin jika saya tidak dipenjara, tak akan mendapatkan kedisiplinan seperti ini,” kata Hopkins.
Bukan hanya menjadi petinju, di penjara itu pula spiritualitas Hopkins berubah drastis. Dari seorang berandal, dia menjadi sosok religius.
Hopkins memutuskan menjadi mualaf usai keluar dari penjara. Selama di tahanan, dia banyak mempelajari islam dari sejumlah rekan sesama tahanan.
The Executioner juga banyak membaca buku-buku tentang islam termasuk Alquran terjemahan untuk mengenal islam.
Kedisiplinan dan pencerahan spiritual di dalam penjara itu pula yang membuatnya memiliki mental kuat sebagai petinju.
Selama kurang lebih satu dekade, Hopkins berjaya sebagai petinju kelas menengah. Dia mencatatkan rekor sebagai petinju yang 20 kali mempertahankan gelar juara di kelas tersebut.
Dia juga menjadi petinju pertama yang meraih gelar juara dari empat organisasi bergengsi.
Adalah sosok mendiang petinju legendaris dunia, Muhammad Ali, yang juga memberikan inspirasi hidup bagi Si Algojo. Karena begitu mengidolakan Muhammad Ali, Hopkins ikut hadir pada acara pemakaman dan salat jenazah sang legenda yang meninggal pada 3 Juni 2016.
Usai salat jenazah, Hopkins begitu menggebu-gebu menceritakan sosok inspiratif Muhammad Ali kepada seorang bocah dalam sebuah video di kanal Youtube ES News.
“Pengaruh Ali bagi dunia dan kampung halaman kamu, untuk memahami bahwa kalian spesial dan hebat. Kalian bisa menjadi Muhammad Ali berikutnya, mungkin di lingkungan rumah, komunitas, perusahaan, menginspirasi sesama.”
“Di situlah kamu mewarisi semangat Muhammad Ali. Saling membantu dan menjaga keluarga, saudara-saudara kamu, dan sesama manusia,” demikian ucap Hopkins kepada sang bocah.
Hopkins sendiri pernah mengungkapkan kebanggaan yang luar biasa menghadiri pemakaman Muhammad Ali atas undangan keluarga mendiang.
“Saya bukan siapa-siapa yang kalah pada debut tinju profesional saya [pada 1988], pernah dipenjara, dan sekarang berada di sini [pemakaman Muhammad Ali di Louisville, Kentucky] atas undangan keluarga dari Raja Tinju. Saya hadir bersama mantan Presiden AS Bill Clinton, senator, anggota parlemen, dan sederet nama terkenal lainnya,” tulis Hopkins dikutip dari Philly Voice.