Aceh Besar – Uap hangatnya bubur kacang hijau keluar nampak seperti asap dari panci yang dibuka oleh tim Masyakarat Relawan Indonesia (MRI) Banda Aceh – Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh di bawah tenda berdekatan dapur umum di halaman SD Garot, Darul Imarah, Aceh Besar.
Para pengungsi mengantre, mengambil satu per satu bubur hasil ruangan tim MRI ke dalam gelas plastik. Salah satu di antaranya, Nadir, mengambil dua gelas bubur untuk anak dan istrinya. Raut wajahnya ingin bergegas membawa pulang bubur saat diwawancara.
Ada sekitar 12 kelas gedung sekolah sudah penuh dengan para pengungsi. Kursi dan meja dipindahkan ke sudut kelas, sebagiannya dipindahkan keluar. Terlihat rasa kebersamaan ibu-ibu dan bapak-bapak tengah menikmati bubur. “Meskipun banjir kesannya musibah, kita di sini tetap senang karena adanya rasa kebersamaan, makanan di sini enak, salat dekat dengan masjid,” terang Yusniati dari asrama gabungan.
Ketua MRI Banda Aceh – ACT Aceh Indra Saputra menuturkan, bubur tersebut disiapkan para relawan untuk dibagikan sebagai takjil berbuka puasa yang dibagikan untuk para pengguna jalan di depan Kantor ACT Aceh. “Berhubung adanya banjir, bubur kita siapkan juga kepada pengungsi. Bisa jadi snack malam hari untuk menghangatkan tubuh sekaligus asupan gizi,” ungkapnya.
Ia mengajak masyarakat yang ingin berpartisipasi membantu para pengungsi dapat menghubungi ACT Aceh melalui nomor SMS Center 081380007536, WhatsApp 082283269008, dan Telepon 0651-731535. Atau melalui instagram @act_aceh, facebook page Aksi Cepat Tanggap Aceh.
Wakil Ketua Pemuda Gampong Garot Syamsuardi menuturkan, hujan selama dua hari mengakibatkan perumahan warga mengalami banjir. Saat ini terdapat sekitar 240 keluarga mengungsi di gedung sekolah. Rumah mereka semuanya tergenang banjir. Ketinggian air bervariasi tergantung tinggi rendah dataran rumah. “Kita mengarahkan warga mengungsi di sini,” ucapnya.
Ia menjelaskan, sebagian warga masih berada di rumah untuk menjaga harta benda. Mereka diharapkan segera mengevakuasi diri jika air naik lebih tinggi lagi. Apalagi saat ini meskipun hujan reda kemungkinan debit air di sungai dapat bertambah dengan kedatangan air dari gunung. “Keselamatan paling utama,” imbuhnya.
Ditambahkan, kondisi pengungsi dalam keadaan sehat. “Alhamdulillah belum ada keluhan dari para pengungsi,” pungkasnya.
Namun, berdasarkan informasi dari lokasi pengungsian, pengungsi yang memiliki bayi sangat membutuhkan popok dan susu bayi.