Jakarta – Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama jajaran DPP Partai Demokrat bertemu dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat.
“Kedatangan kami untuk mempererat silaturahmi, sekaligus memohon doa restu untuk Partai Demokrat dalam memperjuangkan kepentingan rakyat,” kata AHY.
AHY datang ke PBNU ini sekaligus berbagi pandangan terkait Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) yang telah menjadi kontroversi sekaligus mengancam fondasi kehidupan bersangsa.
“Salah satu permasalahan bangsa terkini yang dibahas tadi adalah tentang RUU HIP. Sebagaimana yang teman-teman ketahui bersama bahwa posisi Partai Demokrat secara tegas menolak dilanjutkannya pembahasan RUU HIP. Kami memiliki kesamaan cara pandang dengan teman-teman Nadhliyin dan elemen masyarakat lainnya,” jelas AHY.
Namun secara khusus, AHY pun mengapresiasi NU yang secara konstruktif memberikan kritik dan pandangan dalam mengawal dan mengawasi proses politik legislasi di parlemen. Ini penting untuk diteruskan dan dilakukan dalam terciptanya demokrasi yang semakin matang.
“Partai Demokrat siap menjadi penyambung lidah umat dan fatwa para Kiai se-nusantara untuk menjalankan politik kebangsaan yang sesuai dengan tuntunan nilai-nilai Ahlu Sunnah wal Jamaah (Aswaja),” kata AHY.
Bagi Partai Demokrat–lanjt AHY, NU adalah garda terdepan perjuangan Islam yang moderat, dan nilai-nilai wasathiyyah ini sejalan dengan nilai-nilai perjuangan politik Partai Demokrat yang moderat dan nasionalis-religius.
“Insya Allah akan selalu istiqamah menjadi partai tengah menjaga keseimbangan. Nilai-nilai itulah yang membuat adanya chemistry diantara PD dan NU,” demikian AHY.
Sementara Ketua Umum PB-NU KH. Said Aqil Siroj mengucapkan terima kasih atas kehadiran AHY dan Partai Demokrat, sekaligus memuji AHY sebagai aset negara Indonesia dan calon pemimpin masa depan.
Kepada awak media Said Aqil juga menjelaskan betapa pentingnya peran partai, pemerintah dan civil society untuk mempertahankan keutuhan NKRI.
“Pokoknya kita pertahankan keselamatan, keutuhan dan jati diri bangsa ini. Kewajiban bersama tidak bisa hanya dari satu pihak, tapi bersama-sama dari pemerintah, partai politik dan kekuatan civil society yang harus menjaga keselamatan, dan keutuhan bangsa ini,” kata Said. “Selain keselamatan geografis, perlu juga kita jaga keselamatan budayanya, jati dirinya, dan kepribadiannya. Sebuah bangsa bisa terhormat dan bermartabat kalau negara itu memiliki budaya yang mulia. Ketika kemuliaan itu ambruk, hancurlah martabat bangsa kita,” katanya.
AHY bertemu didampingi Sekjen PD Teuku Riefky Harsya, Bendahara Umum PD Renville Antonio, Wasekjen August Jovan Latuconsina, Kepala Badan Pembinaan Jaringan Konstituen (BPJK) DPP Partai Demokrat, Zulfikar Hamonangan, dan Kepala Departemen Agama dan Sosial Munawar Fuad Noeh. Sementara Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, didampingi antara lain, KH. Abdul Manan Ghani (Ketua PBNU bidang Dakwah dan Masjid, H. Robikin Emhas, SH, MH Ketua PBNU bidang Hukum dan Perundang-Undangan, H. Ishfah Abidal Aziz, SHI, MH Wakil Sekjen, dan Arif Marbun Sekretaris Lembaga Perekonomian NU.[ji/rls]