Senin, April 12, 2021
Atjeh Watch
  • Nanggroe
    • Lintas Barat Selatan
    • Lintas Tengah
    • Lintas Timur
      • Nasional
  • Internasional
  • Saleuem
  • Feature
  • Olahraga
  • Sejarah
  • Sosok
  • Opini
  • Cerbung
  • Foto
  • Video
No Result
View All Result
  • Nanggroe
    • Lintas Barat Selatan
    • Lintas Tengah
    • Lintas Timur
      • Nasional
  • Internasional
  • Saleuem
  • Feature
  • Olahraga
  • Sejarah
  • Sosok
  • Opini
  • Cerbung
  • Foto
  • Video
No Result
View All Result
Atjeh Watch
No Result
View All Result
Home Opini

[Opini] Memperbaiki Stigma Terhadap Gangguan Mental

by Atjeh Watch
08/04/2021
in Opini
[Opini] Memperbaiki Stigma Terhadap Gangguan Mental

Penulis adalah dr. Nila Frisanti, mahasiswi Magister Kesehatan Masyarakat FK USK.

KESEHATAN mental merupakan salah satu isu yang menjadi perhatian sejak pandemi Covid-19 melanda. Kehidupan biasa yang tiba-tiba berubah drastis dari keseharian masyarakat, bahkan awalnya begitu asing, tentu merupakan hal yang tidak mudah.

Keadaan yang tidak pasti kapan wabah berakhir, stressor ekonomi dan sosial yang semakin hari semakin meningkat, keadaan menderita penyakit Covid-19 yang menyebabkan harus menjalani karantina berminggu-minggu, belum lagi kehilangan orang terdekatnya karena Covid-19, stressor pekerjaan khususnya tenaga kesehatan, stigma negatif masyarakat yang berujung pengucilan pasien Covid19, juga peredaran informasi hoax yang begitu cepat dan mudah akan menyebabkan tekanan emosional yang serius pada orang tertentu yang dapat berkembang menjadi gangguan mental.

Dalam suatu web resmi organisasi profesi ahli jiwa di Indonesia, selama Oktober 2020 tercatat 5.661 responden yang berasal dari 31 propinsi yang melakukan swaperiksa, tercatat 32 % mengalami masalah psikologis. Selanjutnya sebanyak 67,4 % mengalami gangguan cemas, terbanyak kelompok usia di bawah 30 tahun, dan 67,3 % mengalami depresi selama pandemi ini. Survei pada 2.132 perawat seluruh Indonesia oleh peneliti dari Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia pada April – Mei 2020, menunjukkan angka lebih dari setengahnya mengalami kecemasan dan depresi, bahkan ada yang berpikir untuk bunuh diri.

Sehat mental adalah keadaan dimana ketika seseorang yang mengerti dan menyadari kemampuan yang dimilikinya, bisa mengatasi stress dalam kehidupan sehari-hari, dapat bekerja secara produktif dan berkontribusi di masyarakat dimana dia berada.

Perasaan takut, khawatir, cemas, depresi, dan trauma kehilangan merupakan keluhan-keluhan gangguan kesehatan mental yang semakin meningkat di masa pandemi ini. Ketika seseorang merasa mudah tersinggung, gelisah, takut, mengalami gannguan tidur, gangguan konsentrasi, gangguan pola makan, rasa sedih, putus asa, rasa bersalah terus menerus, merasa tidak berharga, menyendiri, bahkan merasa seperti sesak, sakit kepala, berdebar-debar tanpa sebab yang jelas, maka kemungkinan mengalami gangguan mental.

Kasus kesehatan mental merupakan fenomena gunung es di masyarakat, siapa saja, mulai anak-anak sampai lansia dapat beresiko mengalami gangguan kesehatan mental. Umumnya masyarakat tidak menyadari mengalami gangguan kesehatan mental. Jika pun sudah menyadari, akan merasa malu dan tidak mau mengakui dirinya atau keluarganya mengalami gangguan kesehatan mental sehingga mereka tidak akan mendatangi puskesmas, psikolog atau psikiater untuk mencari pertolongan. Dan masalah kesehatan mental ini pun menjadi terabaikan, dan bisa saja menjadi bom waktu yang dapat meledak kapan saja.

Kasus gangguan mental sedini mungkin harus mendapatkan perhatian dan diterapi dengan benar. Jika tidak, maka akan berkembang menjadi penyakit kejiwaan yang lebih parah dan kronis serta mengganggu rutinitas harian, menurunkan produktifitas yang bersangkutan, dan dapat mengancam keselamatan jiwa, terutama pada pasien yang memiliki keinginan untuk bunuh diri.

Peran aktif keluarga dan orang terdekat sangat dibutuhkan untuk mendampingi orang dengan gangguan mental ini. Tidak perlu merasa malu, karena semua orang bisa saja mengalami hal ini. Keluhan gangguan mental ringan dapat disembuhkan dengan terapi yang tepat serta dukungan keluarga dan orang-orang terdekat dan lingkungan pergaulannya.

Peran orang tua dalam pola asuh/didikan keluarga juga sangat penting dalam membentuk karakter seseorang agar lebih mampu bertahan terhadap masalah-masalah kehidupan. Edukasi masyarakat tentunya perlu terus ditingkatkan oleh pihak terkait sehingga pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan mental ini semakin membaik. Dengan demikian masyarakat tidak abai dan dapat lebih peduli dengan tanda-tanda gangguan mental dan memberikan dukungan sosial untuk penderita gangguan mental. Tubuh yang sehat tentunya berasal dari mental yang sehat. []

Related Posts

Konsep Otomatis

[Opini] Program Aceh Caroeng, Pue Nyan?

by Atjeh Watch
11/04/2021
0

Penulis adalah Viky Nur Hakim, Ketua Umum BEM FKIP USK. Janji kampanye Irwandi-Nova, khususnya Program Aceh Caroeng kembali jadi sorotan...

[Opini] Demam Bunga Jadi Sumber Penghasilan di Masa Pandemi

[Opini] Demam Bunga Jadi Sumber Penghasilan di Masa Pandemi

by Atjeh Watch
11/04/2021
0

Penulis adalah Lili Apriliani, jurusan Manajemen Zakat Wakaf. SEJAK Indonesia masuknya virus corona COVID-19 pada bulan maret tahun 2020, banyak...

[Opini]  Sadari Sebagai Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara

[Opini]  Sadari Sebagai Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara

by Atjeh Watch
06/04/2021
0

Penulis adalah Novida Irma Sahara, S.Tr.Keb. Mahasiswi Program Magister Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Unsyiah.  Deteksi dini kanker payudara merupakan salah...

Discussion about this post

Terpopuler

Konsep Otomatis

Netizen Kritik Direktur RSUD Yulidin Away Tak Bermasker Saat Nongkrong di Warkop

11/04/2021

Mengenal Ar-Rayyan, Pintu Surga Khusus Orang Berpuasa

Para Camat di Abdya Ikut Bergabung Bersama Gerakan Relawan Rumah Dhuafa

34 Nelayan Aceh Ditahan Otoritas Thailand, Al-Farlaky Surati Kemenlu RI

[Opini] Memperbaiki Stigma Terhadap Gangguan Mental

Terbaru

Jelang Ramadhan, Bupati Amru Berikan 2 Ekor Sapi untuk Jurnalis

Jelang Ramadhan, Bupati Amru Berikan 2 Ekor Sapi untuk Jurnalis

11/04/2021
[Foto] 34 Nelayan Aceh Ditangkap Otoritas Thailand

[Foto] 34 Nelayan Aceh Ditangkap Otoritas Thailand

11/04/2021
Al-Farlaky Silaturahmi dengan Pimpinan dan Santri Dayah di Aceh Timur

34 Nelayan Aceh Ditahan Otoritas Thailand, Al-Farlaky Surati Kemenlu RI

11/04/2021
Lagi, 34 Nelayan Aceh Ditangkap Otoritas Thailand

Lagi, 34 Nelayan Aceh Ditangkap Otoritas Thailand

11/04/2021
Konsep Otomatis

[Opini] Program Aceh Caroeng, Pue Nyan?

11/04/2021
  • Home
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

© 2020 atjehwatch.com

No Result
View All Result
  • Nanggroe
    • Lintas Barat Selatan
    • Lintas Tengah
    • Lintas Timur
      • Nasional
  • Internasional
  • Saleuem
  • Feature
  • Olahraga
  • Sejarah
  • Sosok
  • Opini
  • Cerbung
  • Foto
  • Video

© 2020 atjehwatch.com

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In