BANDA ACEH – Rangkaian webinar sebagai bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital yang pada 20 Mei 2021 lalu telah dibuka oleh Presiden Jokowi kembali bergulir. Kali ini di Kabupaten Bener Meriah dengan mengusung tema “Pemanfaatan Internet untuk Meningkatkan Kesejahteraan Petani”.
Kegiatan ini berlangsung Rabu, 16 Juni 2021, pukul 09.00—12.00 WIB, mengupas tentang tentang cara mengetahui perkembangan teknologi di era digital untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Pada webinar yang menyasar target segmen umum ini sukses dihadiri sekitar 150 peserta secara daring. Hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber yang berkompeten di bidangnya, yakni dosen dan praktisi pertanian Doni Yusri; praktisi media digital Dedy Nuzril Riza; Founder dan CEO You The Agritma, Dedek Satria Wijaya; Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Bener Meriah, Fadli; serta pegiat media sosial dan traveler Elyas Nur Fridayana sebagai key opinion leader.
Hadir pula selaku Keynote Speaker Dirjen Aptika Kementerian Kominfo, Samuel A Pangerapan. Ia mengatakan, Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah terkait literasi digital.
“Hasil survei literasi digital yang kita lakukan bersama Siberkreasi dan Katadata pada 2020 menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4. Hal itu menunjukkan indeks literasi digital kita masih di bawah tingkatan baik,” katanya lewat diskusi virtual.
Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI ini menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.
Pada sesi Pertama, Doni Yusri menyampaikan tentang digital skill untuk para petani dalam memanfaatkan dunia digital dalam aktivitas pertanian. Peran para akademisi dan masyarakat lainnya dibutuhkan untuk mendukung para petani, agar mampu memanfaatkan internet untuk meningkatkan kesejahteraannya. Komoditas pertanian biasanya mudah rusak dan berumur pendek, kemudian setelah mengalami pengolahan pasca panen baru menjadi sebuah produk pertanian.
Kesejahteraan pertanian tentunya mencakup seluruh elemen termasuk petani, distributor, penjual dan juga konsumen. Teknologi dapat membantu pemasaran atau branding, para petani perlu didukung dalam jalur pemasaran untuk seluruh Indonesia maupun luar negeri. Untuk menuju kesejahteraan itu harus ada strategi dan kerja sama antara petani, distributor dan penjual dan juga pemerintah. Pemerintah sudah memiliki program kerja meningkatkan layanan internet untuk wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).
“Hal ini dilakukan untuk menghubungkan seluruh pulau besar (provinsi, kabupaten, atau kota), yang ke depannya diharapkan dapat menimbulkan transformasi digital dengan meningkatkan komunikasi dan transaksi berbasis digital seperti e-commerce bagi para petani Indonesia,” ujarnya.
Pembicara kedua, Dedy Nuzril Riza, memberikan tips menjaga keamanan berinternet bagi petani. Ada cara untuk transaksi online seperti menggunakan kartu kredit, ShopeePay, OVO, Gopay, Dana, dan Link Aja. Saat ini sudah tersedia juga lokapasar (marketplace). Ada beberapa jenis lokapasar untuk petani seperti Aruna, Petani, LimaKilo, Argomaret, TaniHub, Pantau Harga, Ci-Agriculture, dan Pak Tani Digital.
“Kita juga harus melindungi aplikasi yang kita gunakan, dan kita juga harus mengidentifikasi akun kita. Dalam memanfaatkan aplikasi pemasaran digital kita sebagai pengguna diharapkan dapat memilih aplikasi yang memiliki fitur keamanan yang terbaik, sehingga kita dapat menjaga data pribadi kita,” kata Dedy.
Tampil sebagai pembicara ketiga, Dedek Satria Wijaya, menyampaikan materi tentang Petani Go Digital Etiks. Kenapa petani harus go digital? Karena sekarang sudah jaman modern. Banyak trik dan tips yang tersedia bagi petani di internet seperti, Google, Yahoo, DuckDuckGo, Search Enscript, Baidu, Wiki.com, Bing, dan Geevv. Petani juga dapat menggunakan media sosial untuk mempromosikan atau menjual hasil pertaniannya, bisa melalui Facebook, Instagram, Linkedin, Line, Kakaotalk, dan Twitter.
“Trend pertanian masa depan berbasis data dan kecerdasan buatan (AI), tren bertani dan berkebun menjadi gaya hidup. Bertani harus berdasarkan data seperti, perkiraan cuaca atau musim dan mengetahui kebutuhan pasar. Para petani harus mempunyai etika jualan, jujur, menjual produk berkualitas,” katanya.
Pembicara keempat, Fadli, menyampaikan materi tentang pemasaran hasil pertanian di Kabupaten Bener Meriah. Ia mengatakan, komoditas unggulan Bener Meriah ada kopi, kakao, dan tebu untuk perkebunan. Sedangkan tanaman pangan dan hortikultura ada alpukat, pisang, jeruk, jagung, cabe, bawang merah, tomat, kentang, kubis, dan bawang daun.
“Untuk pengembangan akses pasar ada, spot/langsung, sistem kontrak, sistem lelang fisik komoditi, sistem lelang fisik komoditi elektronik ( e-lelang ), sistem resi gudang dan future trading (forward). Jenis-jenis saluran pemasaran online; media sosial, search engine optimization (SEO), email pemasaran dan lain-lain,” kata Fadli.
Elyas Nur Fridayana sebagai key opinion leader dalam webinar kali ini menuturkan, jika berbicara tentang pertanian, Elyas juga pernah terjun ke dalam dunia pertanian dan berinteraksi di produksi kopi. Proses yang berbeda menciptakan rasa yang berbeda juga, tantangannya adalah pemasarannya.
Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Iska Syahrizal memberikan pertanyaan kepada Fadli, apa terobosan Pemkab Bener Meriah di bidang pertanian? Narasumber menjawab saat ini pemkab sedang mencoba terobosan dalam pemasaran baik perkebunan, tanaman, atau kopi. Kemudian, kerja sama dengan Kementerian Perhubungan dalam pembangunan airport untuk mendukung pemasaran produk pertanian. Bandara Rembele masih kecil dan baru bisa diutamakan untuk beberapa penumpang dan belum bisa dijajaki untuk pengiriman barang.
Webinar ini merupakan satu dari rangkaian sepulluh kali webinar yang diselenggarakan di Kabupaten Bener Meriah. Masyarakat diharapkan dapat hadir pada webinar-webinar yang akan datang. Webinar berikutnya akan diselenggarakan pada tanggal 2 Juli 2021.
Kegiatan masif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif-nya untuk mengidentifikasi hoax serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet.
Kegiatan yang secara nasional telah dibuka oleh Presiden Jokowi ini dilaksanakan secara simultan di semua daerah dengan target 10 juta partisipan mengikuti webinar dan tersentuh oleh literasi digital.[]