Atjeh Watch
  • Nanggroe
    • Lintas Barat Selatan
    • Lintas Tengah
    • Lintas Timur
      • Nasional
  • Internasional
  • Saleuem
  • Feature
  • Olahraga
  • Sejarah
  • Sosok
  • Opini
  • Cerbung
  • Foto
  • Video
No Result
View All Result
  • Nanggroe
    • Lintas Barat Selatan
    • Lintas Tengah
    • Lintas Timur
      • Nasional
  • Internasional
  • Saleuem
  • Feature
  • Olahraga
  • Sejarah
  • Sosok
  • Opini
  • Cerbung
  • Foto
  • Video
No Result
View All Result
Atjeh Watch
No Result
View All Result
Home Internasional Teknologi

Literasi sebagai Benteng Dunia Digital

Admin1 by Admin1
25/06/2021
in Teknologi
0
Literasi sebagai Benteng Dunia Digital

Lhoksukon – Rangkaian Webinar sebagai bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital yang pada 20 Mei 2021 lalu telah dibuka oleh presiden Jokowi kembali bergulir. Kali ini di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, dengan mengusung tema “Strategi Membangun Budaya Literasi Digital Antihoax”.

Kegiatan yang berlangsung pada Rabu, 23 Juni 2021 pukul 14.00–17.00 WIB ini mengupas tentang apa itu hoaks serta tips dan trik dalam membedakan antara berita yang benar dengan berita palsu atau hoaks.

Pada webinar yang menyasar target segmen pelajar, mahasiswa, PNS, guru, dan masyarakat umum ini sukses dihadiri oleh 637 peserta secara daring. Hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber berkompeten di bidangnya, yakni CEO PT Asia e-Services, Irwan Prasetyo; Chief Marketing Officer PT Spirit Inti Abadi, Masrizal Umar; dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Malikussaleh, Kamaruddin Hasan; dan Ketua Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Kota Lhokseumawe, Anna Miswar. Adapun penggiat media sosial yang juga seorang owner @omo.bites, @lulalila.id, dan mompreneur Nina Kardiana, bertindak sebagai key opinion leader dan memberikan pengalamannya. Hadir pula selaku Keynote Speaker, Samuel A Pangerapan, Dirjen Aptika Kementerian Kominfo.

Pada sesi pertama, Irwan Prasetyo, menjelaskan kita perlu melakukan verifikasi sebelum berbagi informasi, dan punya perhatian yang ekstra dalam berbagi di dunia media sosial. Macam-macam digital skill, yaitu mengonsumsi konten, menciptakan konten, menganalisis konten, dan mendistribusi konten digital. Itu semua adalah siklus yang terjadi dalam media sosial. Verifikasi pada saat mengonsumsi konten digital dengan cara pilih sumber informasi terpercaya, unduh aplikasi dari source terpercaya, lihatlah rating dan review dari pengguna lain, hindari konter terlarang atau tidak baik, lihat manfaat yang didapat dari app.

“Untuk menganalisa konten digital kita harus rinci tujuan yang ingin dicapai dari telusur, gunakan search engine, portal dan bank data, gunakan hati nurani sebagai final cek, kenali permainan post truth/hoaxer, dan lakukan validasi ekstra untuk info provokatif,” katanya.

Pembicara kedua, Masrizal Umar, menyampaikan materi mengenai kerentanan keamanan pada website dan aplikasi digital. Digital safety merupakan literasi digital yang “person centred”. Kita menganalogikan internet ini seperti mobil, maka kita di sini belajar untuk mengendarai mobil dengan baik dan benar. Kita berada di era digital saat informasi dapat secara mudah dan cepat diperoleh serta disebarluaskan menggunakan teknologi digital, maka kejahatan yang di internet akan selalu terjadi dan kita sebagai pengguna internet harus waspada setiap aktif dalam internet.

“Beberapa dampak dari konten negatif adalah terpapar atau terpengaruh ajaran radikalisme dan terorisme, terpengaruh untuk memakai narkoba, kecanduan pornografi, miss-informasi sehingga salah dalam bersikap atau mengambil keputusan, menimbulkan kebencian bahkan bisa menjurus kepada perpecahan atau permusuhan, menjadi korban penipuan, dan menimbulkan rasa ketakutan.”

Tampil sebagai pembicara ketiga Kamaruddin Hasan, menjelaskan elemen esensial untuk mengembangkan literasi digital menurut Douglas A.J. Belshaw, adalah daya pikir dalam menilai konten. Dengan penggunaan internet yang terbilang tinggi, pihak pemerintah Indonesia mesti memikirkan cara terbaik dalam menanggulangi berita atau informasi hoaks, ujaran kebencian, dan perilaku intoleran yang dapat dengan mudah ditemui media sosial.

Kegiatan literasi digital di masyarakat misalnya media sosial untuk peningkatan usaha dan kewirausahaan, penggalangan dana sosial, menggunakan petisi daring (online) untuk kontrol sosial, dan mencari pekerjaan. Literasi merupakan istilah yang merujuk pada kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, berhitung dan memecahkan masalah pada tingkat tertentu dalam kehidupan sehari hari.

“Dengan pengertian tersebut literasi yang mengarah kepada kemampuan produktif yang menghasilkan sebuah karya,” kata Kamaruddin.

Pembicara keempat Anna Miswar, menjelaskan pendidikan merupakan senjata yang paling ampuh yang bisa digunakan untuk mengubah dunia. Hoaks mampu memengaruhi banyak orang, hoaks bisa dibedakan menjadi, miss-informasi yaitu informasi tidak benar yang disebarkan namun orang yang menyebarkan tidak tahu kebenaran informasi tersebut, disinformasi yaitu informasi tidak benar yang sengaja disebarkan untuk menyesatkan orang lain, dan malinformasi yaitu informasi benar yang di-framing untuk menggiring opini dengan sengaja.

Selanjutnya tujuan literasi digital bagi anak adalah meningkatkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan positif dalam menggunakan media digital dalam kehidupan sehari-hari, dan mampu secara bijak dan tepat mengarahkan dan mengembangkan budaya literasi digital bagi anak. Literasi digital pada anak dibutuhkan sehubungan dengan meningkatnya frekuensi akses anak terhadap penggunaan internet dan meningkatnya intensitas pemanfaatan media digital dalam berbagai kegiatan anak.

“Hoaks berbahaya untuk kita karena bisa memicu perpecahan, menurunkan reputasi, mampu membuat fakta tidak lagi dipercaya, memicu munculnya keributan, membuat keresahan, dan memicu perselisihan dan ujaran kebencian,” ujarnya.

Nina Kardiana sebagai key opinion leader dalam webinar kali ini menuturkan webinar ini sangat menarik dan ada beberapa referensi baru yang didapat. Media sosial adalah tentang bagaimana kita menggunakannya, jika kita menggunakannya dengan baik pasti feedback-nya pun baik. Begitu juga sebaliknya, jika kita menggunakannya dengan buruk maka dampaknya akan buruk kita. Semua platform akan bermanfaat jika kita bisa menggunakannya dengan baik.

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Pertanyaan menarik datang dari peserta Mahdillah Nurcahaya yang memberikan pertanyaan kepada Kamaruddin Hasan, “Dalam penjelasan tadi hoaks itu bukan merupakan suatu berita melainkan informasi, bukankah berita itu berisi suatu informasi?”

Narasumber menjawab berita adalah informasi yang sudah melalui proses jurnalistik, minimal melalui 5W1H, sementara hoaks jarang atau bahkan tidak melewati proses 5W1H, tidak cover both side.

Webinar ini merupakan satu dari ribuan webinar yang secara simultan dan massif diselenggarakan di seluruh daerah di Indonesia. Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif-nya untuk mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet.

Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen.

Namun pada saat bersamaan, data menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4. Hal itu menunjukkan indeks literasi digital Indonesia masih di bawah tingkatan baik. Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI ini menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.[]

Previous Post

Kodim 0110 /Abdya Jalin Silaturahmi Bersama KBT, FKPPI dan PEPABRI

Next Post

Menteri Lingkungan Hidup Republik Ceko Puji Banda Aceh

Next Post
Menteri Lingkungan Hidup Republik Ceko Puji Banda Aceh

Menteri Lingkungan Hidup Republik Ceko Puji Banda Aceh

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

[Opini] Pergantian Dirut Telkom di Tengah Badai Korupsi

[Opini] Pergantian Dirut Telkom di Tengah Badai Korupsi

13/05/2025
Bupati Aceh Besar Buka Turnamen Sepak Bola PS AMLA Cup 2025

Bupati Aceh Besar Buka Turnamen Sepak Bola PS AMLA Cup 2025

12/05/2025
281 Atlet Futsal Aceh Besar Ikuti Seleksi Pra PORA

281 Atlet Futsal Aceh Besar Ikuti Seleksi Pra PORA

12/05/2025
Dayah DQA Gelar Pelepasan 111 Santri Tingkat SMP

Dayah DQA Gelar Pelepasan 111 Santri Tingkat SMP

12/05/2025
Kembangkan Pembinaan Atelt, SMP Unggul Calang Kunjungi SMAKON Aceh

Kembangkan Pembinaan Atelt, SMP Unggul Calang Kunjungi SMAKON Aceh

12/05/2025

Terpopuler

Koperasi Merah Putih Asoe Nanggroe Terbentuk

Koperasi Merah Putih Asoe Nanggroe Terbentuk

10/05/2025

Petinggi PT. PEMA Tinjau Lokasi Pengelolaan Komoditi Sulfur di Aceh Timur, Ada Apa?

Terseret Ombak, Seorang Siswa SD di Abdya Ditemukan Meninggal Dunia

Petinggi PT PEMA Silaturahmi ke PT Medco E&P Malaka

Gempa Magnitudo 6,2 Guncang Blang Pidie Abdya, Tak Berpotensi Tsunami

  • Home
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

© 2022 atjehwatch.com

No Result
View All Result
  • Nanggroe
    • Lintas Barat Selatan
    • Lintas Tengah
    • Lintas Timur
      • Nasional
  • Internasional
  • Saleuem
  • Feature
  • Olahraga
  • Sejarah
  • Sosok
  • Opini
  • Cerbung
  • Foto
  • Video

© 2022 atjehwatch.com