BANDA ACEH – Ratusan umat kristiani merayakan malam misa natal dengan khidmat di Gereja katolik Hati Kudus, Kota Banda Aceh. Sebanyak 420 jemaat hadir dalam malam misa natal yang di pimpin oleh Pastor Gerardus Kanofmone OCD.
Wakil Ketua DPP BPH Gereja Katolik Hati Kudus Banda Aceh, Baron Pandiangan, menyampaikan bahwa perayaan malam natal berlangsung dengan kondusif dan aman.
“Meski gerimis turun, perayaan tetap berlangsung khitmat dan dihadiri oleh sekitar 420 jemaat dari Banda Aceh, Aceh Besar, dan tamu-tamu dari luar,” kata Baron, Minggu, 24 Desember 2023.
Pantauan di lokasi, situasi keamanan di sekitar gereja dijaga ketat oleh personel gabungan TNI/Polri. Upaya penjagaan tersebut dilakukan untuk memastikan kelancaran dan keamanan selama perayaan malam Natal.
“Tahun ini suasana lebih elegan dan perayaan tahun ini juga memicu tumbuhnya semangat baru ummat katolik, dan suasana perayaan natal kita tahun ini sangat nyaman dan aman tanpa ada tekanan dari apa pun dan tanpa ketakutan apa pun,” ujarnya.
Dalam suasana yang penuh suka cita, Pastor Gerardus Kanofmone OCD, menyatakan bahwa perayaan Natal tidak hanya terbatas pada malam ini. Ia menekankan betapa pentingnya perayaan ini sebagai kesaksian hidup damai dalam menghadapi dinamika politik di negara kita.
“Dengan merayakan kelahiran, umat Katolik di Paroki Hati Kudus tidak hanya merayakan kebahagiaan malam Natal, tetapi juga membagikan semangat Natal,” jelasnya.
Pastor Gerardus menegaskan kesiapan menghadapi pemilihan presiden 2024, sambil mengajak semua umat Katolik untuk menjaga persaudaraan.
“Meskipun berbeda dalam pilihan politik. Persaudaraan tetap menjadi prioritas utama dalam menyambut tahun yang baru,” ungkapnya.
Toleransi
Meskipun Aceh dijuluki Serambi Mekah dan dikenal menerapkan hukum syariat Islam, perayaan malam Natal bagi umat kristiani berlangsung dengan khidmat, dalam harmonisasi toleransi umat beragama di Aceh.
Perayaan Natal di Aceh pada tahun 2023 berjalan dengan aman dan kondusif. Hal ini disampaikan oleh Senzia, 22, seorang umat Kristiani di Banda Aceh.
“Perayaan Natal di Aceh tahun ini dan tahun sebelumnya sama saja. Dari tahun ke tahun pengamanannya itu benar-benar di-cover banget jadi kami ibadahnya juga aman,” kata seorang umat Kristiani, Senzia.
Menurut Senzia, perayaan Natal di Aceh tidak ada perbedaan, tetap berlangsung dengan khidmat dan penuh sukacita. “Pokoknya sejauh ini seru-seru saja.”
Senzia menilai toleransi di Aceh sangat baik. Masyarakat di lingkungannya sangat menerima umat Kristiani dengan baik. Tidak ada intimidasi atau diskriminasi terhadap umat Kristiani.
“Masyarakat di lingkungan kami sangat menerima dengan baik jadi tidak ada intimidasi-intimidasi mayoritas dan minoritas, sejauh ini yang saya rasakan aman-aman saja,” ungkapnya.