“Pemimpin itu harus mampu mencari solusi. Alhamdulillah pak Bustami dan Syech Fadhil adalah dua sosok yang bisa menjadi solusi untuk membangun Aceh,” kata Nurlif.
KUTACANE – Ketua DPD Golkar Aceh T.M. Nurlif mengungkap alasan partainya mendukung penuh pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Aceh Bustami Hamzah – Syech Fadhil Rahmi. Menurut Nurlis, keduanya adalah kombinasi terbaik dan dapat menjadi solusi untuk Aceh lebih baik.
Hal itu disampaikan Nurlif dalam kampanye dialogis Bustami bersama pasangan calon bupati dan wakil bupati Aceh Tenggara HM. Salim Fakhry – Heri Wl Hilal yang berlangsung di kediaman Salim Fakhry di Kutacane, Rabu, 16 Oktober 2024.
Nurlif mengatakan, Aceh butuh orang yang paham masalah rakyat dan mampu mencarikan solusi untuk memecahkan masalah tersebut. Untuk mengelola sebuah perusahaan saja butuh orang yang paham manajemen, apalagi untuk mengelola sebuah daerah yang jumlah manusia yang banyak dan masalah yang besar.
“Alhamdulillah, kita punya orang yang tepat dan memiliki kemampuan mengelola masalah rakyat. Kita menginginkan orang yang punya pengalaman mengelola pemerintahan. Tidak diragukan lagi, Pak Bustami berkarir di ASN dari nol, sampai menduduki karir tertinggi di daerah sebagai ASN yakni sebagai Sekda Aceh,” kata Nurlif di hadapan Bustami dan para undangan yang hadir.
Nurlif menambahkan, Bustami punya kemampuan lobi yang luar biasa, termasuk lobi di tingkat nasional. Kemampuan lobi itu, kata Nurlif, sangat dibutuhkan Aceh yang 80 persen keuangan daerah bersumber dari Pusat lewat APBN, termasuk dana Otonomi Khusus.
“Membangun Aceh baik provinsi maupun kabupaten kota, kita harus pandai-pandai mendapat pendanaan dari pusat. Pak Bustami saya lihat sangat gencar mencari sumber sumber anggaran tambahan diluar dana transfer yang sudah ada,” kata Nurlif
“Kemampuan melobi untuk mendapatkan sumber dana tambahan untuk pembangunan Aceh dan kabupaten kota, itu ada di beliau,” tambah Nurlif.
Sedangkan tentang Fadhil Rahmi, Nurlif mengatakan pihaknya menempatkan Syech Fadhil bukan sebagai pengganti Tu Sop, melainkan sebagai pelanjut cita-cita Tu Sop.
“Jadi keduanya adalah gabungan dari birokrat yang paham mencari sumber dana untuk pembangunan Aceh, dan Syech Fadhil adalah sosok yang peduli terhadap pendidikan, terutama pendidikan berbasis Islami,” kata Nurlif.
“Pemimpin itu harus mampu mencari solusi. Alhamdulillah pak Bustami dan Syech Fadhil adalah dua sosok yang bisa menjadi solusi untuk membangun Aceh,” tambah Nurlif.
Nurlif mengatakan dirinya kian optimis masyarakat Aceh akan memilih Bustami – Syech Fadhil sebagai pemimpin Aceh ke depan. Sebab, kata dia, dalam perjalanan keliling Aceh selama dua pekan terakhir, dirinya menemukan antusias masyarakat menyambut kedatangan Bustami dan rombongan di setiap kota yang disinggahi.
“Sesungguhnya sangat lelah berangkat dari Bireuen, Takengon, Gayo Lues, hingga Aceh Tenggara, tetapi melihat yang hadir melebihi dari yang kami duga, hilang rasa lelah kami,” kata Nurlif disambut tepuk tangan yang hadir.
Bustami sendiri mengatakan dirinya adalah “mualaf” politik alias orang baru di dunia politik. Karena itu, Bustami minta dibantu dalam proses penyesuaian dirinya dari seorang birokrat menjadi orang politik.
“Saya aslinya orang birokrat, bukan politik. Hampir 30 tahun jadi ASN, saya melihat ada ruang yang kosong, yakni tata kelola pemerintahan. Inilah yang mendorong saya maju,” kata Bustami.
Kampanye dialogis ini dihadiri sejumlah tokoh masyarakat Aceh Tenggara seperti mantan bupati Armen Desky, Sahbudin BP, ulama setempat, dan pengurus partai pendukung Bustami – Syech Fadhil. []