Jakarta – Korea Selatan menyebut Korea Utara akan meminta imbalan persediaan senjata nuklir kepada Rusia usai membantu Kremlin dengan mengerahkan ribuan tentara Korut memerangi Ukraina.
Menteri Pertahanan Korea Selatan, Kim Yong Hyun, mengatakan pada Rabu (30/10) bahwa hal itu bisa terjadi karena Korut menginginkan imbalan karena mereka telah mengirim pasukan ke Rusia untuk berperang melawan Ukraina.
Korut, lanjut Kim, kemungkinan akan meminta berbagai jenis senjata nuklir kepada Rusia. Beberapa di antaranya, seperti senjata nuklir taktis, kapal selam nuklir, rudal balistik antarbenua (ICBM). Selain itu, mereka juga akan meminta satelit pengintai.
Kim ragu bahwa Korut memberi bantuan militer kepada Rusia untuk menggempur Ukraina secara cuma-cuma. Ia menilai Korut punya tujuan tertentu di balik tindakan tersebut.
Ketika ditanya apakah Korsel akan ikut mengirim pasukan ke Ukraina untuk berperang melawan Rusia dan Korut, Kim menolak untuk menjawab. Namun, Kim mengatakan bahwa pihaknya akan menganalisis kekuatan pasukan militer Korut yang dikirim ke Rusia guna mengetahui kelemahan mereka.
“Saya yakin bahwa mengirim pengamat dan tim analis ke perang Rusia-Ukraina merupakan tugas yang jelas bagi militer kita. Saya bahkan akan mengatakan bahwa jika kita tidak mengirim pengamat atau tim analisis, itu berarti kita tidak menjalankan tugas kita dengan baik,” jelas Kim.
Sebelumnya, Korut dilaporkan telah mengirim pasukan militernya ke Rusia untuk membantu negara tersebut perang melawan Ukraina.
Amerika Serikat melaporkan bahwa pekan lalu, Korut telah mengirim 3.000 pasukan militernya ke Rusia. Namun, Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin melaporkan pada Rabu (30/10) bahwa jumlah tentara Korut yang sudah dikirim ke Rusia meningkat menjadi 10.000 personel.
“Bukti yang ada saat ini menunjukkan bahwa Korea Utara telah mengirim sekitar 10.000 tentara untuk berlatih di Rusia timur. Beberapa pasukan DPRK ini telah bergerak mendekati Ukraina dan kami melihat mereka mengenakan seragam Rusia dan peralatan Rusia,” kata Austin dilansir CNN.
Namun, Korsel mengeklaim bahwa Korut saat ini sudah mengirim 13.000 tentaranya ke Rusia untuk berperang melawan Ukraina.