ACEH BESAR – Bupati Aceh Besar Ir. H. Mawardi Ali didampingi Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Agus Husni, SP meninjau lokasi produksi garam Gampong Lam Ujong Kecamatan Baitussalam yang sudah sejak 20 tahun lalu memproduksi garam berkualitas.
Garam Lam Ujong yang sisa lahan 2 hektar tersebut dikerjakan oleh 10 orang dengan jumlah produksi bersih mencapai rata-rata 100 Kg perhari.
Petani garam, Azhar saat dijumpai Bupati Aceh Besar menyampaikan bahwa saat ini beberapa warung makan berkelas di Banda Aceh hanya mau membeli garam Lam Ujong.
“Warung makan sekelas Lem Bakri dan Hasan gak mau garam lain. Mereka pesan satu karung setiap minggunya,” kata Azhar, Jumat (6/9/2019).
Azhar bukan sekedar petani garam, tetapi sudah sangat ahli dalam mengolah, mengelola, memasarkan hingga sering dimintai menjadi tutor produksi garam dibeberapa kabupaten – kota, seperti Pidie Jaya hingga Aceh Selatan.
“Harga jual dari petani saat ini Rp. 5 ribu per kilo,” terang Azhar.
Sehingga dengan harga demikian, sangat layak dengan proses produksi yang sudah mudah saat ini, lanjutnya.
Selain itu, Azhar juga sangat berharap agar pemerintah dapat membantu alat transportasi angkutan supaya lebih memudahkan distribusi ke luar dan tidak terbebani lagi dengan angkutan sewa.
Bupati Aceh Besar meminta agar sisa lahan produksi garam tersebut tidak dijual, dan pemerintah tidak akan mengeluarkan lagi izin pembangunan perumahan disana, seiring itu juga akan mengkaji lokasi pengembangan garam baru.
“Garam disini sangat bagus kualitasnya dan bewarna putih kapas,” kata Mawardi.
Mawardi meminta Kadis Perikanan dan Kelautan Agus Husni agar mengalokasikan anggaran untuk kebutuhan petani garam Lam Ujong agar proses produksi dan distribusi lebih mudah lagi.
Pantauan Atjehwatch.com, Bupati Aceh Besar turut juga didampingi oleh Direktur PDAM Tirta Montala Ir. Sulaiman, dan Camat Baitussalam Abu Bakar, S.Ag.[]