Atjeh Watch
  • Nanggroe
    • Lintas Barat Selatan
    • Lintas Tengah
    • Lintas Timur
      • Nasional
  • Internasional
  • Saleuem
  • Feature
  • Olahraga
  • Sejarah
  • Sosok
  • Opini
  • Cerbung
  • Foto
  • Video
No Result
View All Result
  • Nanggroe
    • Lintas Barat Selatan
    • Lintas Tengah
    • Lintas Timur
      • Nasional
  • Internasional
  • Saleuem
  • Feature
  • Olahraga
  • Sejarah
  • Sosok
  • Opini
  • Cerbung
  • Foto
  • Video
No Result
View All Result
Atjeh Watch
No Result
View All Result
Home Internasional Teknologi

Hai Milenial! Jangan Sembarang Umbar Data Pribadi di Internet

Admin1 by Admin1
22/06/2021
in Teknologi
0
Hai Milenial! Jangan Sembarang Umbar Data Pribadi di Internet

BANDA ACEH Rangkaian webinar sebagai bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital yang pada 20 Mei 2021 lalu telah dibuka oleh Presiden Jokowi kembali bergulir. Kali ini di Kabupaten Aceh Barat Daya dengan mengusung tema “Literasi Digital—Cerdas Bermedsos Generasi Milenial”.

Kegiatan ini berlangsung Senin, 14 Juni 2021, pukul 09.00—12.00 WIB, mengupas tentang apa saja yang perlu diketahui para generasi milenial saat berinteraksi di media sosial. Meliputi digital culture, digital ethic, digital safety, dan digital skill.

Webinar yang menyasar target segmen remaja dan mahasiswa ini sukses dihadiri sekitar 200 peserta secara daring. Narasumber yang dihadirkan yakni dosen dan Youth Education Observer, Ninuk Wilani; dosen dan Cyber Security Officer IT PHKT, Anwar Fattah; akademisi kesehatan, Heri Efrian; influencer milenial, Afla Nadya; dan Adetya Hutami sebagai key opinion leader.

Hadir pula selaku Keynote Speaker Dirjen Aptika Kementerian Kominfo, Samuel A Pangerapan. Ia mengatakan, Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah terkait literasi digital.

“Hasil survei literasi digital yang kita lakukan bersama Siberkreasi dan Katadata pada 2020 menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4. Hal itu menunjukkan indeks literasi digital kita masih di bawah tingkatan baik,” katanya lewat diskusi virtual.

Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI ini menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.

Pada sesi pertama, Ninuk Wiliani memaparkan tentang timeline media sosial yang muncul sejak tahun 2002 seperti Linked In, tahun 2004 muncul Facebook, kemudian muncul YouTube pada 2005, tahun 2006 ada Twitter, tahun 2007 Tumblr, pada tahun 2009 muncul WhatsApp, lalu tahun 2010 muncul Instagram dan disusul oleh Path pada tahun yang sama. Kemudian, tahun 2011 muncul LINE, Snapchat. Lalu, 2017 muncul media sosial yang viral seperti Tiktok.

“Dalam fatwa MUI, media sosial dianjurkan untuk digunakan dalam berdakwah dan silaturahmi. Kemudian generasi milenial haruslah cerdas dalam bermedia sosial, terima berita dan verifikasi kebenarannya, jangan dibagikan jika belum tentu benar dan sesuai fakta. Lalu, harus tahu apakah informasi yang ingin dibagikan bermanfaat atau tidak,” kata Ninuk.

Pembicara kedua, Anwar Fattah, memaparkan tentang masalah kebocoran data pada akun media sosial. Hal utama yang sangat penting yaitu harus menjaga informasi pribadi dan privasi saat mengakses media sosial.

“Jangan menyebarkan tanggal lahir, tempat tinggal, perusahaan, foto pribadi yang terlalu detail dan lainnya,” jelasnya.

Ia juga memaparkan tentang karakteristik hacker, yang memiliki kemampuan menganalisis kelebihan dan kelemahan suatu sistem, memiliki etika serta kreativitas untuk merancang program bagi siapa saja, serta suka membagikan ilmu untuk siapa saja yang mau belajar. Sementara cracker, adalah mereka yang mampu membuat program untuk diri sendiri, dan sifat program tersebut adalah destruktif.

“Cerdas bermedia sosial bagi generasi milenial yang paling penting selain menjaga keamanan digital, adalah juga harus saring sebelum sharing. Hal ini untuk mengurangi penyebaran berita bohong atau hoax,” kata Fattah.

Heri Efrian sebagai pembicara ketiga menyampaikan materi tentang kecakapan digital agar generasi milenial mudah bertanya tentang kesehatan reproduksi. Media sosial tentunya sangat berguna bagi penyebaran informasi termasuk mengenai kesehatan reproduksi, seperti tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir, keluarga berencana, pencegahan dan penanggulangan infeksi saluran reproduksi termasuk HIV AIDS, kesehatan reproduksi remaja, serta berbagai aspek kesehatan reproduksi lain seperti kanker serviks dan penyakit lainnya.

“Pengetahuan tentang hal itu bagi remaja melalui media sosial tentunya harus disampaikan dan dibagikan dengan menggunakan etika. Dengan berbekal pengetahuan ini, remaja akan memiliki sikap serta tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi, dan memiliki informasi yang benar mengenai fungsi, peran, dan proses reproduksi yang mungkin tidak dijelaskan oleh orang tua mereka di rumah.

Afla Nadya sebagai pembicara terakhir menjelaskan bahwa tingkat pendidikan rendah yang berbanding terbalik dengan kemajuan teknologi menjadikan masyarakat Indonesia mengalami digital culture shock. Kondisi saat ini di Indonesia memang tingkat pendidikannya masih rendah. Kemudian, kurangnya informasi, dan minim pengalaman.

“Generasi sekarang membuat era digital ini menjadi dasar ‘kebebasan’ yang berakibat pada banyaknya penyalahgunaan media sosial di kalangan masyarakat Indonesia. Etika digital dalam bermedia sosial di antaranya yaitu harus sopan ketika membalas, memberi komentar atau membagikan informasi, lalu jangan terlalu sering atau berlebihan dalam memberikan informasi pribadi. Ikuti akun yang positif, unfollow akun yang menyebarkan hal tidak bermanfaat. Posting yang penting bukan yang penting posting. Karena saat ini apa yang kita bagikan di media sosial merupakan cerminan diri kita sendiri,” ujar Afla.

Adetya Hutami selaku key opinion leader menyampaikan pengalamannya dalam menggunakan dua akun media sosial untuk pribadi dan usaha, bahwa pengguna harus mengetahui etika menggunakan media sosial dan bijaksana dalam menerima dan membagikan informasi. Harus ingat dalam mengontrol emosi dan jauhkan diri dulu dari media sosial demi menjaga etika dalam media sosial.

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Seperti Edgberth Somalinggih memberikan pertanyaan kepada Heri Efrian, bagaimana cara mengingatkan remaja atas kesehatan reproduksi melalui media sosial agar mereka memiliki tanggung jawab pada kesehatan dan tubuhnya masing-masing? Heri menjawab, hal itu juga tergantung bagaimana peran orang tua dan pendidik dalam menggunakan media sosial untuk mengakses berita atau informasi yang bermanfaat termasuk dalam mengakses informasi tentang kesehatan reproduksi.

Webinar ini merupakan satu dari rangkaian sembilan kali webinar yang diselenggarakan di Aceh Barat Daya. Masyarakat diharapkan dapat hadir pada webinar-webinar yang akan datang. Webinar berikutnya akan diselenggarakan pada Senin, 21 Juni 2021.

Kegiatan masif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya untuk mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet.

Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen.[]

Previous Post

Produktif di Media Sosial? Cek dan Pahami Jenis Platformnya

Next Post

Kepala BKN Jelaskan Alasan Pertanyaan Alquran atau Pancasila

Next Post
Kepala BKN Jelaskan Alasan Pertanyaan Alquran atau Pancasila

Kepala BKN Jelaskan Alasan Pertanyaan Alquran atau Pancasila

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Kapolda dan Kapolres Ikut Bakti Sosial di Geureudong Pase

Kapolda dan Kapolres Ikut Bakti Sosial di Geureudong Pase

12/05/2025
Warga Asal Aceh Dingatkan Jaga Nama Baik di Perantauan

Warga Asal Aceh Dingatkan Jaga Nama Baik di Perantauan

12/05/2025
Motor Tak Lengkap Hingga Rokok Ilegal Diamankan Polisi di Banda Aceh

Motor Tak Lengkap Hingga Rokok Ilegal Diamankan Polisi di Banda Aceh

12/05/2025
Gempa M 7,1 Dekat Gunung Himalaya, Guncangan Kuat di Ibu Kota Nepal

Tiga Rumah Warga di Abdya Alami Rusak Ringan Akibat Gempa Magnitudo 6,2

12/05/2025
Arab Saudi Tangkap Hampir 16 Ribu Orang dalam Seminggu

Arab Saudi Tangkap Hampir 16 Ribu Orang dalam Seminggu

12/05/2025

Terpopuler

Koperasi Merah Putih Asoe Nanggroe Terbentuk

Koperasi Merah Putih Asoe Nanggroe Terbentuk

10/05/2025

Petinggi PT. PEMA Tinjau Lokasi Pengelolaan Komoditi Sulfur di Aceh Timur, Ada Apa?

Terseret Ombak, Seorang Siswa SD di Abdya Ditemukan Meninggal Dunia

Petinggi PT PEMA Silaturahmi ke PT Medco E&P Malaka

Gempa Magnitudo 6,2 Guncang Blang Pidie Abdya, Tak Berpotensi Tsunami

  • Home
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

© 2022 atjehwatch.com

No Result
View All Result
  • Nanggroe
    • Lintas Barat Selatan
    • Lintas Tengah
    • Lintas Timur
      • Nasional
  • Internasional
  • Saleuem
  • Feature
  • Olahraga
  • Sejarah
  • Sosok
  • Opini
  • Cerbung
  • Foto
  • Video

© 2022 atjehwatch.com