Aceh Selatan- Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf (MPTT) Asia Tenggara (ASEAN) Pimpinan Abuya Syekh H Amran Waly Al Khalidy, sukses menggelar Muzakarah ke-10 di Padang, Sumatera Barat, 17-19 September 2024.
Muzakarah Ulama Shufi se-ASEAN yang mengusung tema “Tauhid Tasawuf dan Kesufian Mengangkat Akhlak Mulia Dalam Kehidupan dan Berma’rifat dengan Tauhid Hakiki untuk Hilangkan Aniyah dan Wujud Diri” dibuka oleh perwakilan Kemenag Sumatera Barat.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Rombongan Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia (MPTT-I) asal Aceh yang juga Panitia Pelaksana Muzakarah ke-10 Ulama Asean, Mayor (Purn) Ilyas Thaib, kepada atjehwatch, Jumat (20/9/2024).
Ilyas Thaib menyebutkan Muzakarah ini menghadirkan pemateri ulama shufi dari dalam dan luar negeri, diantaranya dari Syiria Muhyiddin Al-Dimasyiqi, dari Malaysia, Baba Rusli Jamaluddin Al-Banjari.
Selanjutnya, Syekh Dr Lukman Yusof Usman asal Singapura, Abi Razali Daud dari Malaysia, dan pakar Tasawuf asal Malaysia Ustaz Abdullah A Mutalib, dan Ulama Nusantara Syekh Dr Rohimuddin Nawawi Al Bantani Banten.
Berikutnya, KH Zein Zarnuji, Prof DR Kiyai Rubaidi MAg dari Surabaya, Buya H Anshari Al Makassari dari Sulawesi, dan Ustaz DR H Hamdan Ladiku M.Ag dari Gorontalo,
Kemudian, Prof DR Buya H Salmadanis dan Buya DR H Japeri Jarab dari Sumbar dan sejumlah ulama Thareqat serta dewan pakar Tasawwuf Shufi baik dari Aceh dan berbagai penjuru nusantara.
Selain itu, juga hadir Ketua PB MPTT Indonesia, Abi Sahal Tastari Waly MM, Wali Nanggroe MPTT-I Jakarta, Tgk H. Khairunnas, Wali Nanggroe MPTT-I Sumbar, Buya Mashuri, dan para Wali Nanggroe MPTT-I daerah lainnya di Indonesia.
Ilyas mengatakan Muzakarah ke-10 ulama sufi Asean ini diketuai DR. H. Endrizal, yang juga Gubernur MPTT-I Sumatera Barat.
Menurut Ilyas, pada kesempatan itu, DR. H. Endrizal, mengucapkan terima kasih, terutama kepada Abuya Syekh Amran Waly Al Khalidy sebagai Murabbi MPTT Asia Tenggara yang telah memilih Sumbar sebagai tuan rumah kegiatan ini.
DR. Endrizal berharap ke depan syiar Tauhid Shufi dapat dibuat lebih meriah, sebab melalui kegiatan ini dapat menimba ilmu dan menjalin hubungan silaturahmi.
“Kemudian juga untuk mempererat tali persaudaraan dan berkasih sayang dalam mewujudkan Islam yang Rahmatan lil alamin,” kata Ilyas mengutip keterangan DR. Endrizal.
Ilyas mengatakan saat pembukaan acara ini turut dihadiri Forkopimda Sumbar dan Kota Padang, Ketua MUI serta Pejabat Kemenag Kota Padang, para pimpinan ormas, tokoh-tokoh masyarakat, pejabat TNI/Polri.
Secara terpisah, Ketua PB MPTT-I, Abi Sahal Tastari Waly, mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada semua pihak yang telah turut membantu mempersiapkan pelaksanaan kegiatan Muzakarah ke-10 Ulama Tauhid Shufi Asean ini.
“Terkhusus kepada Pemprov Sumatera Barat, Pemko Padang, seluruh jamaah dan simpatisan MPTT-I Sumatra Barat atas dukungan dan partisipasinya, sehingga kegiatan ini dapat terlaksana tanpa kendala apa pun,” ujar Abi Sahal.
Abi Sahal menambahkan, selama berlangsungnya Mudzkarah Ulama Tauhid Sufi se Asia Tenggara Ke-10 tersebut telah melahirkan beberapa pokok resolusi dan rekomendasi dalam mensikapi persoalan sosial, keagamaan, serta dinamika politik kebangsaan Indonesia sebagai berikut:
1. Hakekat Pancasila sebagai azas sekaligus ideologi bangsa dan negara Republik Indonesia merupakan hasil ijtihad politik para ulama maupun tokoh pendiri bangsa merupakan bentuk kompromi ideal bagi segenap bangsa Indonesia dan tidak seharusnya dipertentangkan dengan Islam sebagai agama atau aqidah tauhid umat Islam.
2. Pancasila terutama sila pertama, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa secara subtansi (hakekat) mencerminkan ajaran tauhid kesufian yakni meyakini sekaligus meletakkan Allah, Tuhan Yang Maha Esa di atas segala-galanya. Kelima sila dalam Pancasila bersumber dari ajaran Islam baik dalam al-Qur’an maupun Hadist Nabi Muhammad SAW.
3. Persoalan bangsa akhir-akhir ini lebih dikarenakan karena kurangnya pemahaman maupun pengamalan terhadap nilai-nilai Pancasila oleh para pemangku pemerintahan maupun umat Islam di Indonesia menurut sudut pandang syariat, iman/tarekat, lebih-lebih ajaran ihsan/hakekat.
4. Para penyelenggara negara, baik birokrat, politisi, TNI/Polri, maupun segenap warga negara diserukan untuk menegakkan Pancasila dengan menegakkan ajaran syariat Islam yang baik, iman/tarekat yang baik, dan ihsan/hakekat secara baik pula.
5. Pengamalan syariat bentuknya berupa amalan yang shaleh, iman/tarekat berupa beraqidah dalam memperbaiki nafsu dan akhlak mulia, sedangkan ihsan/hakekat berupa penyaksian keberadaan Allah dalam sifat dan dzat-NYA dan tidak lagi terlihat beradaan dirinya serta alam semesta kecuali yang dilihat hanya Allah semata.
6. Bangsa dan negara Indonesia akhirnya akan menjadi bangsa besar yang disegani dunia manakala antara umara, ulama, serta umat Islam benar-benar menjalankan prinsip ajaran Islam melalui syariat, tarekat/iman, lebih ajaran ihsan/hakekat atau tauhid kesufian.
Ditandatngani di Padang, 19 September 2024, oleh :
1. Abuya Syekh Haji Amran Wali Al Khalidi
2. KH. Muhammad Zein Djarnudji
3. Syekh Rohimuddin Nawawi Ala Bantani
4. Syekh DR. Lukman Yusof Osman
5. Syekh Muhyeeddin Al Dimasuqi
6. Prof. DR. H. Salmadanis, MA
7 Prof. Dr. Rubaidi, MAg
8 Prof. DR. Ir. H. Nelson Pomalingo, M.Pd
9 H. Edy Oktafiandi. S.Ag. M.Pd
10 Baba Rusli Jamaludin Al-Banjari
11 DR. H. Japeri Jarab. MM
12 Abi H. Razali Daud
13 Ustadh Abdullah Bin A. Mutalib
14 DR. H. Endrizal, SE, M.SH
“Semoga Rekomendasi dan Resolusi Muzakarah MPTT Ke-10 tersebut, dapat kita implementasikan dalam kehidupan sosial, keagamaan, serta dalam berpolitik di NKRI yang kita cintai ini,” pungkas Abi Sahal. (FJ)