Jakarta – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Damaskus menetapkan status siaga 1 bagi seluruh wilayah Suriah.
Penetapan status siaga 1 itu menyusul keberhasilan pemberontak anti pemerintahan Bashar Al Assad menguasai Damaskus pada Minggu (9/12) hari ini.
“Merespons eskalasi situasi di Suriah, KBRI Damascus telah menetapkan status Siaga 1 untuk seluruh Suriah. Sebelumnya, Siaga 1 diterapkan pada beberapa wilayah di Suriah seperti Aleppo dan Hama,” kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum RI Kemlu RI Judha Nugraha, Minggu.
Kemlu dan KBRI Damaskus juga telah melakukan pertemuan secara virtual dengan masyarakat Indonesia di Suriah yang bertujuan memberikan briefing situasi keamanan terakhir dan briefing langkah langkah kontingensi, termasuk evakuasi.
Situasi di Suriah saat ini masih sangat dinamis. Kemlu, KBRI Damaskus, dan Perwakilan RI di Timur Tengah terus memonitor dari dekat situasi keamanan yang terjadi di Suriah.
“Jumlah WNI di Suriah berdasarkan data statistik Imigrasi Suriah berjumlah 1.162 orang. Mereka tersebar di berbagai provinsi. Mayoritas menetap di Damaskus dan terbanyak adalah pekerja migran,” ucapnya.
Sebelumnya, Presiden Bashar Al Assad disebut telah meninggalkan Damaskus ke tempat yang belum diketahui setelah pasukan pemberontak anti-rezim memasuki ibu kota Suriah.
Hingga saat ini belum banyak detail soal keberadaan Assad.
Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR) juga melaporkan hal serupa. SOHR melaporkan Assad meninggalkan Damaskus usai kehilangan sebagian besar wilayah akibat serangan kilat dari pemberontak.
Laporan kepergian Assad keluar Damaskus ini muncul setelah Al Jazeera juga melaporkan bahwa kekacauan terjadi di bandara ibu kota pada Minggu pagi.
Pemberontak bahkan dilaporkan telah menduduki sejumlah lembaga dan situs strategis, termasuk radio dan stasiun televisi negara yang selama ini dikuasai rezim Assad.
Seorang pejabat keamanan di Suriah mengatakan kepada CNN bahwa rezim Assad sedang menghadapi keruntuhan.
“Assad meninggalkan Suriah melalui Bandara Internasional Damaskus sebelum pasukan keamanan tentara meninggalkan fasilitas tersebut,” kata Kepala Observatorium, Rami Abdel Rahman.