Oleh Siti Tanwilatul Husna Susnan Sitorus. Penulis adalah mahasiswi Program Study Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Pemberdayaan perempuan telah menjadi salah satu strategi kunci dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Desa Meunasah Mon, yang dikenal sebagai salah satu desa penghasil abon berkualitas, memiliki potensi besar untuk mendukung agenda ini. Produksi abon di desa tersebut tidak hanya menjadi sektor ekonomi unggulan, tetapi juga menawarkan peluang bagi perempuan untuk berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dan komunitas. Dengan pemberdayaan yang tepat, perempuan Desa Meunasah Mon dapat menjadi aktor penting dalam mengintegrasikan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan ke dalam upaya pembangunan berkelanjutan.
Peran Strategis Perempuan dalam Produksi Abon
Perempuan di Desa Meunasah Mon memiliki kontribusi signifikan dalam setiap tahap produksi abon, mulai dari proses penanaman, perawatan, hingga pemasaran. Keterlibatan mereka bukan hanya membantu menjaga kualitas hasil panen, tetapi juga memastikan keberlanjutan usaha ini dalam jangka panjang. Namun, sering kali peran mereka kurang diakui secara formal, baik dari segi ekonomi maupun sosial.
Melalui pemberdayaan, perempuan dapat diberikan akses lebih baik terhadap pendidikan, pelatihan, dan teknologi yang relevan dengan produksi abon. Misalnya, pelatihan terkait pengolahan abon menjadi produk bernilai tambah dan dapat membuka peluang usaha baru. Dengan demikian, perempuan tidak hanya berkontribusi sebagai tenaga kerja, tetapi juga menjadi penggerak inovasi di desa mereka.
Pemberdayaan Ekonomi dan Keberlanjutan
Pemberdayaan perempuan dalam produksi abon dapat meningkatkan ketahanan ekonomi rumah tangga. Ketika perempuan memiliki penghasilan tambahan dari aktivitas ekonomi berbasis abon, mereka dapat membantu memenuhi kebutuhan keluarga sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap pekerjaan musiman. Hal ini penting untuk menciptakan kestabilan ekonomi di tengah tantangan perubahan iklim yang dapat memengaruhi hasil panen.
Lebih jauh, keberlanjutan ekonomi tidak hanya bergantung pada volume produksi, tetapi juga pada diversifikasi produk dan akses pasar. Dalam konteks ini, perempuan dapat didukung untuk menjadi wirausaha yang mandiri, misalnya dengan membentuk koperasi atau komunitas usaha bersama. Pendekatan kolektif ini dapat meningkatkan daya tawar mereka di pasar lokal maupun nasional.
Aspek Sosial: Keadilan Gender dan Pembangunan Komunitas
Pemberdayaan perempuan dalam sektor produksi abon juga berdampak pada peningkatan keadilan gender. Dengan keterlibatan yang lebih besar dalam proses pengambilan keputusan, perempuan dapat menjadi agen perubahan di komunitas mereka. Peran ini penting untuk memastikan bahwa isu-isu perempuan, seperti akses terhadap pendidikan dan kesehatan, mendapatkan perhatian yang memadai.
Selain itu, keterlibatan perempuan dalam produksi abon dapat memperkuat solidaritas sosial. Ketika perempuan bekerja sama dalam kelompok atau komunitas, mereka dapat saling mendukung untuk mengatasi tantangan, seperti kekurangan modal atau kurangnya pengetahuan tentang praktik pertanian yang ramah lingkungan. Kolaborasi ini tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga menciptakan hubungan sosial yang lebih erat di antara anggota masyarakat.
Dimensi Lingkungan dalam Pemberdayaan Perempuan
Pembangunan berkelanjutan tidak terlepas dari perhatian terhadap aspek lingkungan. Dalam konteks produksi abon, perempuan dapat berperan sebagai penjaga kelestarian alam dengan menerapkan praktik pertanian berkelanjutan. Contohnya, mereka dapat dilatih untuk menggunakan pupuk organik atau teknik irigasi yang efisien guna mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Selain itu, perempuan juga memiliki potensi besar dalam edukasi lingkungan di tingkat komunitas. Dengan pengetahuan yang cukup, mereka dapat menyebarkan kesadaran tentang pentingnya menjaga keanekaragaman hayati dan ekosistem lokal yang menjadi penopang utama produksi abon. Dalam jangka panjang, langkah-langkah ini dapat membantu menjaga kelangsungan usaha tani abon sekaligus melindungi sumber daya alam.
Tantangan dan Solusi dalam Pemberdayaan Perempuan Desa Meunasah Mon
Meskipun pemberdayaan perempuan memiliki banyak manfaat, implementasinya di Desa Meunasah Mon tidaklah tanpa tantangan. Faktor-faktor seperti rendahnya tingkat pendidikan, keterbatasan akses terhadap modal, dan norma budaya yang masih patriarkis sering kali menjadi hambatan.
Untuk mengatasi tantangan ini, pendekatan yang komprehensif diperlukan. Pemerintah daerah, LSM, dan sektor swasta dapat berkolaborasi untuk menyediakan program pelatihan, akses pembiayaan, dan pemasaran produk abon. Selain itu, kampanye kesadaran tentang pentingnya kesetaraan gender di tingkat komunitas dapat membantu mengubah pola pikir yang membatasi peran perempuan.
Kesimpulan
Pemberdayaan perempuan Desa Meunasah Mon dalam produksi abon memiliki potensi besar untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Dengan meningkatkan peran mereka dalam aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan, perempuan tidak hanya membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan komunitas secara keseluruhan.
Namun, upaya ini memerlukan dukungan yang konsisten dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan sektor swasta. Hanya dengan kerja sama yang kuat, potensi perempuan Desa Meunasah Mon dapat sepenuhnya diberdayakan untuk mencapai pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.