Banda Aceh – Hasil penelitian tim Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Aceh menyebutkan tiga persen wilayah pesisir Banda Aceh bakal tenggelam dalam 50 tahun mendatang. Pemerintah Kota (Pemkot) akan melakukan sejumlah langkah antisipasi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banda Aceh Fadhil, mengatakan, langkah antisipasi yang bakal dilakukan di antaranya membuat kebijakan rencana tata ruang Kota Banda Aceh. Dalam kebijakan ini salah satunya ditargetkan jalan lingkar di wilayah pesisir mempunyai ketinggian sekitar lima meter.
Peningkatan jalan ini dilakukan secara bertahap dalam beberapa waktu mendatang. Selain itu, Pemkot Banda Aceh juga akan membentengi seluruh wilayah pesisir dengan tanggul.
Langkah lain yang dilakukan, sebut Fadhil, yaitu menjaga ekosistem yang ada di pesisir. Dia mencontohkan, tidak menebang pohon di sana serta memperbanyak menanam mangrove.
“Kita sudah saatnya meningkatkan mangrove dan sejenisnya di daerah pesisir sehingga daerah pesisir lebih tangguh,” kata Fadhil saat ditemui wartawan di Kantor BPBD Banda Aceh, Rabu (22/1/2020).
Menurutnya, Pemkot Banda Aceh juga akan menyiapkan masyarakat tangguh bencana. Berbagai langkah tersebut dilakukan untuk mencegah pesisir Banda Aceh tenggelam akibat kenaikan permukaan air laut.
Fadhil menjelaskan, selama ini ada beberapa bencana yang pernah terjadi di Banda Aceh yaitu cuaca ekstrem, gempa, tsunami, kebakaran serta banjir. Fadhil mengaku mengapresiasi penelitian yang dilakukan Unsyiah sehingga hasil riset tersebut menjadi acuan dalam mitigasi bencana di ibu kota Provinsi Aceh.
“TDMRC sudah melakukan penelitian yang baik bermitra dengan kami untuk melalukan mitigasi bencana tsunami dan banjir rob,” jelasnya.
Menurutnya, banjir rob terjadi akibat mencairnya gunung es sehingga permukaan air laut meningkat. Dengan demikian, sebutnya, air laut berpotensi masuk ke daratan.
“Kita juga mengantisipasi jika seandainya tsunami terjadi bersamaan dengan banjir rob. Peristiwa tsunami kemarin (2004) terjadi dengan segala indeks dan tingkat kehancuran cukup tinggi. Jadi langkah mitigasi bencana sedini mungkin harus kita lakukan,” bebernya.
Seperti diketahui, tim Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Aceh menggelar penelitian tentang dampak kenaikan muka air laut akibat perubahan iklim di pesisir Banda Aceh. Dalam penelitian tersebut, wilayah pesisir ibu kota Provinsi Aceh diprediksi bakal tenggelam dalam 50 tahun mendatang.
Hasil riset berjudul “Strategi Mitigasi Bencana Tsunami dan Banjir Rob yang Diperparah oleh Kenaikan Muka Air Laut Akibat Perubahan Iklim”, itu sudah diserahkan ke Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman. Penelitian ini dilakukan sejak 2016 hingga akhir tahun 2019 yang didukung PEER USAID.
Peneliti TDMRC Unsyiah, Dr. Syamsidik, mengatakan, penelitian yang dilakukan pihaknya bertujuan untuk mengetahui prediksi ke depan yang akan terjadi di Banda Aceh, terutama terkait tsunami dan banjir rob. Dalam penelitian tersebut diketahui, wilayah pesisir Banda Aceh mengalami kenaikan permukaan air laut.
“Diprediksikan 50 tahun mendatang, 3 persen dari total luas Kota Banda Aceh akan terendam. Angka ini akan meningkat 11 persen dalam waktu 100 tahun jika tidak ada pengembangan tepat di kawasan tersebut,” kata Syamsidik dalam keterangan kepada wartawan, Rabu (22/1).