Subulussalam – Ketua Majelis Adat Aceh (MAA) Kota Subulussalam mengapresiasi dukungan dan kerjasama Anggota DPR Aceh, Hj. Asmidar atas kepeduliannya terhadap kelestarian adat istiadat khususnya di Kota Subulussalam, sehingga terselenggaranya kegiatan pembinaan kapasitas MAA di Negeri Sada Kata pada hari ini, Jum’at, 11/03/2022.
“Saya berterima kasih kepada Anggota DPR Aceh, Hj. Asmidar, yang telah memasukkan kegiatan ini ke dalam pokok pikirannya di Tahun 2022,” kata Ketua MAA Kota Subulussalam, H. Idris saat kepada awak media, Jum’at, 11/03/2022.
Untuk diketahui kegiatan pembinaan kapasitas MAA digelar selama 3 hari (10 s/d 13 Maret 2022) di Hotel Hermes One Kota Subulussalam, dengan tema pembinaan adat dan adat istiadat bagi tokoh adat sebagai wadah kerukunan menuju keadilan bagi masyarakat.
Sebelumnya, Ketua MAA Kota Subulussalam, H. Idris juga sangat mengapresiasi kegiatan tersebut karena menyangkut masalah adat budaya, karena di Kota Subulussalam masyarakatnya majemuk sehingga memang perlu pembinaan untuk menyatukan di bidang adat istiadat.
“Pada hari memang sangat-sangat menyentuh di lembaga Majelis Adat Aceh (MAA) Kota Subulussalam, salah satunya menyangkut masalah adat budaya, karena selama ini kita majemuk. Dan saya sangat bangga sekali karena kegiatan ini sangat-sangat bermanfaat,” tutur H. Idris.
Sementara itu, Kepala Sekretariat Majelis Adat Aceh, Darmansah, ketika dikonfirmasi mengatakan program-program pembinaan adat seperti ini hendaknya berkesinambungan tidak boleh berhenti, harus kita laksanakan minimal paling tidak 1 Tahun sekali.
“Kemudian ada dukungan dari anggota DPR terhadap kegiatan ini kita bersyukur, karena pemerintah bekerjasama kepada semua pihak untuk dapat memperbanyak tentang adat ini di semua lini di semua tempat yang ada di Aceh,” kata Kepala Sekretariat Majelis Adat Aceh, Darmansah.
Menurut Darmansah, apalagi di kota Subulussalam yang berbatasan dengan kota Medan, dan disini juga banyak percampuran adat dan tentunya ini menjadi kekuatan besar untuk bersatu.
“Bukan malah dengan adanya perbedaan-perbedaan menjadi hal yang meruncingkan suasana, tetapi itu semua kita satukan, dan akan ada kebijakan-kebijakan yang tidak akan bertentangan dengan syari’at islam,” ujar Darmansah melanjutkan.
Kemudian secara terpisah, Anggota DPR Aceh, Hj. Asmidar ketika dikonfirmasi awak media mengatakan dengan terselenggara kegiatan ini semoga ada kepastian adat istiadat yang disepakati bersama khususnya di kota Subulussalam.
“Dengan terselenggaranya kegiatan ini, harapan kita bersama semoga melahirkan kepastian ada yang disepakati bersama,” kata Anggota DPR Aceh, dari Partai Aceh, Hj. Asmidar.
“Sehingga jangan ada lagi suatu konflik budaya atau konflik adat di masa yang akan datang,” harapnya.
Sekretaris Komisi VI DPR Aceh, Hj. Asmidar juga berharap adat istiadat yang dilahirkan nantinya tidak bertentangan dengan Syari’at Islam, UUPA No 11 tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh, Qanun Aceh nomor 6 tahun 2008, Qanun Aceh Nomor 10 Tahun 2008 tentang Lembaga Adat, dan aturan lain yang ada di Provinsi Aceh, serta sesuai dengan sejarah yang ada.
Pembinaan kapasitas MAA Tahun 2022 ini diikuti oleh perwakilan Imuem Mukim, perangkat Desa Kota Subulussalam, tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda. Pantauan wartawan kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Sekda Kota Subulussalam, Taufit Hidayat, Istri dari Salmaza,
Wakil Wali Kota Subulussalam, Ramadhiany, Ketua KNPI Kota Subulussalam, dan undangan lainnya serta menghadirkan narasumber yang berkompeten dibidangnya.
Kemudian, ketua KNPI Kota Subulussalam, Edy Syahputra Bako yang juga sebagai peserta berharap kegiatan ini bisa meningkatkan kinerja Majelis Adat Aceh kota subulussalam, dimana kita ketahui ranah dan wewenang lembaga keistimewaan ini sangat luas namun belum berjalan maksimal.
“Terutama memperkuat identitas adat dan budaya asli daerah kota subulussalam serta pelestariannya, tentu dengan mengikuti aturan Undang-Undang Pemeritahan Aceh serta dengan tidak mengenyampingkan keberagaman suku yang ada di Kota Subulussalam,” kata Edy dalam keterangan persnya kepada media ini.
Karena menurut Edi, daerah negeri Sada Kata miniaturnya Indonesia di Aceh, kondisi heterogen ini menjadi khazanah daerah yang sangat baik untuk kemajuan negeri Sada Kata.
“Mengapresiasi dan berterima kasih kepada Ibu Hj Asmidar, S. Pd selaku Anggota DPRA yang konsen dalam hal kegiatan ini, tentu ini bagian aspirasi masyarakat yang beliau himpun untuk menjadi konsep usulan di parlemen terhadap program Pemerintah Aceh nantinya,” ungkap ketua KNPI Kota Subulussalam, Edy Syahputra Bako mengakhiri.
Reporter : AA