Jakarta – Spanyol telah melewati grup yang cukup sulit dan jalur neraka pada fase gugur, namun belum memastikan gelar Euro 2024.
Perjalanan Spanyol menuju partai final Euro 2024 terbilang menantang.
Italia dan Kroasia jadi lawan yang diprediksi menyulitkan, namun pada akhirnya La Furia Roja bisa mengatasi perlawanan dua negara tersebut. Albania pun bernasib serupa ketika melawan Spanyol sehingga hanya jadi juru kunci.
Selanjutnya Rodri dan kawan-kawan berhadapan dengan kuda hitam yang menjanjikan pada babak 16 besar. Georgia yang tampil tanpa beban bisa dijinakkan Spanyol.
Jerman yang berambisi menjadi juara di hadapan pendukung sendiri dibuat menelan kenyataan pahit pada babak perempat final.
Keandalan Spanyol juga tak bisa dihentikan Prancis pada semifinal. Tim Matador pun memiliki peluang menjadi juara, asalkan bisa mengalahkan Inggris pada partai final.
Meraih gelar juara setelah melewati laga-laga panas sudah pernah dilalui Spanyol pada Euro 2012.
Pada fase grup kala itu Spanyol juga harus berhadapan dengan Kroasia dan Italia. Selanjutnya pada fase gugur yang langsung masuk ke babak perempat final, Spanyol menundukkan Prancis.
Spanyol yang kala itu dilatih Vicente Del Bosque dan diperkuat pemain-pemain macam Iker Casillas, Xavi, Sergio Ramos, Xabi Alonso, Andres Iniesta, hingga Fernando Torres kemudian meredam Portugal.
Pada partai puncak, Spanyol menegaskan kekuatan atas Italia dan membawa pulang trofi Henri Delaunay untuk kali ketiga.
Sementara pada kesuksesan sebelumnya di Euro, pada 1964 dan 2008, Spanyol melewati jalur yang cenderung lebih ‘aman’.
Pada Euro 1964, Spanyol hanya melakoni dua pertandingan karena saat itu hanya ada empat negara yang berlaga. Sementara pada 2008, lawan yang dihadapi Spanyol sejak fase grup hingga fase gugur pun tergolong medioker di pentas Eropa kecuali Italia yang mereka kalahkan di babak perempat final dan Jerman di partai puncak.